Tag
Binari, business centre, hak bisnis, hak usaha, jenjang peringkat, omzet grup, reward, support sistem, tutup poin
HAK USAHA / BISNIS
Sejak dahulu, jika anda bergabung/join dengan perusahaan sistem binaryi, maka perusahaan tersebut memberikan kepada anda yang namanya hak usaha/bisnis. Hak usaha/bisnis sering kali disebut dengan kata yang lain seperti : Tracking Center (TC), Business Center, Kavling, Titik , Paket, dll. Anda juga bisa bergabung/join berkali-kali dengan nama anda yang sama tergantung modal anda tentunya. Di setiap perusahaan binary rata-rata menawarkan beberapa hak usaha/bisnis yang relatif hampir sama, misalnya seperti ini :
Setiap unit hak usaha/bisnis memiliki potensi keuntungan maksimal tertentu setiap hari yang biasa dikenal dengan flush out (masih ingat kan?). Setiap orang berhak bergabung lebih dari 1 hak usaha/bisnis. Anda boleh bergabung dengan pilihan 1, 3, atau 7 hak usaha/bisnis sekaligus. Jika anda bergabung dengan 1 hak usaha/bisnis, berarti anda memiliki kesempatan untuk mengembangkan 2 kaki atau 2 jaringan. Kalau anda bergabung dengan 3 hak usaha/bisnis, berarti anda memiliki kesempatan untuk mengembangkan 4 kaki atau 4 jaringan. Sedangkan bergabung dengan 7 hak usaha/bisnis, berarti anda memiliki kesempatan untuk mengembangkan 8 kaki atau 8 jaringan. Selain itu potensi penghasilan atau income yang anda dapat akan berbeda , jika dilihat dari berapa hak usaha/bisnis yang anda ambil.
Uniknya lagi dalam sistem binary adalah anda bisa menjual salah satu hak usaha/bisnis anda jika anda mengambil 3 atau 7 hak usaha/bisnis kepada orang lain atau kepada calon member anda.
YANG PERLU ANDA TAHU
Yang perlu anda tahu pada sistem binary memang berbeda dengan rule of the game pada sistem MLM murni. Rule of the game pada sistem binary hanya mengenal mengenai biaya pendaftaran dan tutup point saja Tidak ada yang namanya side volume. Sedangkan sistem reward dan peringkat serta support sistem hampir sama cara kerjanya. Berikut ini akan saya jelaskan.
Rule Of The Game (Aturan Main) :
Biaya pendaftaran.
Setiap perusahaan MLM binary menerapkan biaya pendaftaran awal untuk join/bergabung, standar rata-rata kalau kita bergabung dengan biaya berkisar antara Rp. 50,000 – Rp. 150,000. dengan biaya pendaftaran tersebut kita akan mendapatkan yang namanya stater kit (berisi tentang panduan menjalankan usaha meliputi pengenalan company profile, produk, marketing plan, dan support sistemnya).
Ada beberapa perusahaan yang menerapkan biaya pendaftaran + belanja produk. Belanja produk di sini bervariasi nominalnya, ada yang berbiaya mulai dari Rp.350.000 hingga jutaan rupiah.
Omzet Grup
Omzet grup di sini digunakan untuk meningkatkan peringkat/jenjang karier dan mendapatkan reward. Jadi tergantung pada pelakunya, apakah ingin naik peringkat dan mengejar reward atau tidak. Dan jarang saya temukan aturan yang njelimet (susah dipahami) untuk mendapat sebuah reward di setiap marketing plan binary.
Tutup Point/Belanja Pribadi
Kewajiban Tutup point/belanja ulang di dalam sistem binary ada 2 bentuk yaitu dilakukan secara manual dan ada juga yang dilakukan secara otomatis tiap bulannya (dipotong langsung dari bonus yang disesuaikan dengan aturan tertentu yang dikeluarkan oleh perusahaan). Terkadang ada juga perusahaan bersistem binary yang tidak mewajibkan membernya melakukan tutup point.
Nominal kewajiban tutup point setiap marketing plan perusahaan bersistem binary beragam bentuk, dari nominal puluhan ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah. Kewajiban tutup poin yang dilakukan seorang member akan dikembalikan lagi dalam bentuk bonus yang biasa disebut dengan bonus unilevel atau bonus tutup point (lihat penjelasan sebelumnya mengenai bonus unilevel). Besarnya nominal beban tutup point dilakukan dengan sistem fix/flat (artinya nominalnya selalu tetap dan tidak bertambah atau berubah).
Kewajiban tutup point biasanya hanya sebuah plihan, artinya tidak memaksa bagi seorang member, tapi ada juga yang bersifat mutlak dilakukan agar mendapatkan bonus.
-
Sistem Reward Dan Peringkat
Sistem Reward
Reward pada perusahaan MLM binary hampir sama dengan reward pada perusahaan MLM murni, misalnya dalam bentuk materi (sepeda motor, mobil mewah, dsb), bonus keuangan, atau bonus promosi (tour ke luar negeri, wisata rohan atau umroh gratis).
Untuk mendapatkan sebuah reward, pelaku binary harus dapat memenuhi syarat yang ditentukan, seperti yang sudah saya jelaskan sebelumya di dalam rule of the game ditambah syarat khusus yang diberlakukan pada masing-masing perusahaan.
Sistem Peringkat
Penggunaan sistem peringkat di dalam marketing plan perusahaan MLM bersistem binary sangat unik. Peringkat diberikan kepada member didasarkan pada jumlah member yang ada di jaringan kiri dan dijaringan kanan. Sebagai contoh :
Status Peringkat |
Syarat Kualifikasi |
Member |
– |
Manager |
50 member di kiri dan 50 member di kanan |
Ruby |
1 Manager kiri 1 manager kanan |
Pearl |
2 Ruby di kiri dan 2 Ruby di kanan |
Diamond |
3 Pearl di kiri dan 3 Pearl di kanan |
Double Diamond |
1 Diamond di kiri dan 1 Diamond di kanan |
Pada tabel di atas, jika seorang member awal yang bergabung ingin naik peringkat menjadi peringkat Manager, maka member tersebut harus memiliki jaringan sebanyak 50 member di kiri dan 50 member di kanan. Selanjutnya untuk naik lagi ke peringkat Ruby, maka seorang member yang telah menjadi Manager harus membantu jaringan di kiri dan dikanan minimal menjadi 1 Manager di kiri dan 1 Manager di kanan, dan seterusnya.
Pemberlakuan sistem peringkat di beberapa perusahaan bersistem binary berbeda-beda baik itu dilihat dari segi nama peringkat, jumlah peringkat, maupun syarat mencapainya. Dan terkadang ada juga yang tidak memberlakukan sistem peringkat.
Selain itu, peringkat dipergunakan perusahaan untuk memberikan semacam penghargaan dalam bentuk sebuah bonus. Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada member yang telah memiliki sebuah peringkat dinamakan bonus leadership atau bonus sharing nasional/internasional. (lihat penjelasan sebelumnya mengenai bonus leadership atau sharing nasional/internasional. Tapi sekali lagi ada perusahaan yang menggunakan dan ada pula yang tidak.
-
Support Sistem
Setiap perusahaan bianary rata-rata memiliki organisasi support sistem layaknya pada perusahaan MLM murni. Support sistem perusahaan binary dibentuk oleh para leader-leader-nya dan juga ada yang memang diciptakan langsung oleh perusahaannya. Sistem pendidikan yang terkandung dalam support sistemnya sama persis yang dilakukan oleh organisasi support sistem perusahaan MLM murni. Jadi intinya tidak jauh berbeda.
liem said:
Luar Biasa !!!
Ini yg bisa saya ucapkan buat bung Bravo, benar-benar anda pakar di bidang Bisnis Jaringan, baik sistem Money Game, MLM Murni sampai Binary dst.
Dari semua tulisan anda, sebenarnya masyarakat bisa banyak mempelajari dan tahu Usaha Bisnis Jaringan mana yg layak untuk diikuti atau pantas utk di tekuni. Bisa membedakan mana yg memakan korban dari penggalangan dana dan mana yg memang bisnis distribusi produk seperti bisnis biasa tetapi sudah memakai sistem jaringan yg diatur dengan jelas oleh Persh.
Tentunya dengan pengetahuan ini, Bisnis Jaringan tidak menjadi kontroversial lagi dan bisa diterima masyarakat seperti bisnis perdagangan umumnya, hanya masyarakat sendiri yg harus memilih supaya tidak terjebak dalam bisnis Money Game.
Jadi Hal yg perlu dipelajari dalam memilih Persh. MLM utk dijadikan profesi adalah :
1.Persh MLM nya ( Company Profile )
2.Product yg dipasarkan dan Qualitasnya.
3.Compensation Plan ( pembagian bonus antara Persh.dan distributor )
Mungkin bung Bravo bisa menambahkan.
Yang pasti Persh. MLM akan terus berkembang dgn Compensation Plan yg makin menarik dan menguntungkan bagi distributor.
Dan mereka akan bersaing utk bisa tetap bertahan ( karena ini bisnis ), Persh yg memberikan yg terbaik buat distributor dan non distributor pasti akan tetap eksis.
Persh. yg buruk pasti akan mati secara alamiah karena persaingan bisnis.
Buat yg tidak suka dgn sistem MLM ( anti MLM ), bisa mempelajari lebih dalam bagaimana Persh membagi komisi bagi distributornya dan tidak menyama ratakan semua Persh MLM adalah jahat/jelek.
Bagi yg berminat join dgn bisnis MLM utk ditekuni sebagai sumber income, segera pelajari Compensation Plannya lebih dalam, agar anda bisa mendapatkan hasil yg optimal, jangan terjebak dgn kata-kata Leader anda yg pasti akan mencoba mempertahankan anda utk tidak keluar dari jaringannya sampai segala cara kadang ditempuh dan akan merugikan anda sendiri ( Padahal anda disebut INDEPENDENT DISTRIBUTOR ).
Bisnis ini harus anda kelola sama seperti bisnis yg lain, perlu kerja keras agar bisnis anda bisa tetap bertahan hanya anda sudah dibantu dalam hal pembagian keuntungan secara jelas dan terbuka. Persh. menyediakan Produk dan Komisi, anda mengelola distribusi ke Konsumen ( member dan non member ).
Jadi kalau anda tidak puas dgn kinerja Persh, anda bisa memutuskan utk keluar dan pindah ke Persh. yg bisa memberikan seperti yg anda harapkan.
Selamat berbisnis.
Ja-Im said:
Muantap bung Bravo!
Cukup lengkap dan lugas.
Sebagian besar masyarakat kita, khususnya para pelaku bisnis MLM murni sering menyepelekan sistem binary. Bahkan ada yang menyamaratakan binary dengan Money Game. Padahal kalo mereka jeli parameternya sudah jelas di singgung di tulisan bung sebelumnya yaitu produk. Yup, produk memang menjadi kata kuncinya. Kalau produk yang dijual senilai dengan uang yang dikeluarkan, konsumable, bisa dijual pula ke non member itu artinya MLM tersebut bukan kategori money game.
Adapun skema MLM yang memang bermacam-macam pola kompensasinya itu kan hanya sebuah rancangan pemasaran saja. Kita tidak bisa menilai sebuah MLM adalah money game dari skemanya, binary, matrix, unilevel, break away, dan lainnya. Melainkan dari produknya. Memang skema binary paling sering digunakan oleh perusahaan MLM gadungan untuk kegiatannya memasarkan produk-produk yang tidak masuk akal.
Contoh kasus binary yang paling umum dan menurut saya bukan MLM, melainkan Money Game terselubung adalah binary pulsa . Kenapa? Karena saat member bergabung mereka tidak mendapatkan apa-apa (baca: produk-pulsa), melainkan hanya kartu keanggotaan dan starter kit saja. Dari sana muncul berbagai macam bonus, mulai dari bonus sponsor, bonus keseimbangan, bonus generasi dll.
Misalnya: member bergabung Rp. 150,000. (tidak dapat apapun, atau dapat pulsa hanya senilai Rp.30,000). Mengajak 1 orang bonus sponsor= Rp. 10,000. Jika terjadi keseimbangan 1 kiri – 1 kanan bonus= Rp. 20,000. Saya pikir ini adalah bonus yang berasal dari uang pendaftaran saja, bukan dari nilai riil produk tersebut (pulsa). Atau bisanya disebut dengan headhunting fee, atau bonus rekrutmen.
Nah pola ini sesungguhnya bisa disebut dengan money game!
Artinya, bonus hanya terjadi terutama dari biaya pendaftaran member baru dan utamanya bukan dari penjualan produk.
Seandainya ada member yang tidak bisa merekrut gimana? Yah mereka menanggung rugi sebesar Rp. 150,000 atau bila ada nilai produk sebesar Rp. 30,000 disana mereka akan rugi Rp. 120,000.
Padahal kalau mereka membeli pulsa di luaran kan beli 100 rb akan mendapat pulsa senilai itu.
Kira-kira bisa dibayangkan gak akan berapa banyak orang yang kehilangan uangnya?
Dan saya sangat setuju dengan pola belanja ulang otomatis. Karena konsep belanja sesungguhnya hanya ada 2, pertama sesuai kebutuhan, dan kedua adalah bonus dibayar terlebih dahulu baru kemudian belanja.
Nah, di banyak kasus MLM menerapkan Tutup Point, yang artinya kurang lebih seperti ini: Belanja dulu sekian, baru dapet bonus sekian. Masalahnya kan Tutup Point menjadi Rule of the game “sakti mandraguna” yang “memaksa” para distributor membeli produk diluar kebutuhannya. Dan cara seperti ini sungguh tidak manusiawi. Pay to Play ini sudah banyak yang mengecam, namun member seakan tidak memahami bahayanya.
Saya hanya berharap tulisan-tulisan seperti yang bung Bravo buat bisa menjadi acuan sebelum seseorang benar-benar menekuni bisnis MLM. Supaya tidak adalagi pembohongan dan pembodohan di negeri kita tercinta ini.
Salut! 🙂
bravo9682 said:
#liem dan Ja-Im :
terima kasih.
itulah mengapa saya menjelaskan macam-macam skema bisnis MLM, agar pelaku MLM baik baru maupun lama tetap dapat memahami karakter bisnis MLM. supaya jangan sampai tersesat dengan berbagai iming-iming tak pasti.
Nikirider said:
Di masa mendatang akan banyak perusahaan yang menggabungkan bermacam-macam sistem dalam marketing plan-nya
Jabon said:
betul sekali, itu pasti.
imam munandar said:
`mampus mlm
liem said:
@nikirider
Saya juga yakin hal itu akan terjadi, karena memang Marketing Plan itu akan terus dikembangkan agar lebih menarik banyak anggota yg mau join di bisnis ini.
Dan celakanya, Persh yg sudah lama, tidak bisa merubah MP sesukanya, yg saya tahu di USA kalau merubah Marketing Plan mesti atas persetujuan distributor.
Makanya akan banyak Persh. MLM baru dgn perbaikan MP yg lebih menarik.
MP adalah tools utk distributor mendapatkan penghasilan.Jadi ini sangat penting bagi pebisnis utk mau menekuni sistem bisnis MLM.
Dari pengamatan saya selama mengikuti perkembangan MLM, awal dulu MLM memakai banyak front line ( matahari ), terus mulai menciut jadi 10, 5,3 dan yg saat ini mulai banyak memakai 2 kaki.
Oleh karena itu Leader-leader Persh lama, mencoba mengakali dengan Support Systemnya seolah-olah memakai 2 kaki saja, padahal MP mereka tetap sama.
Dgn menerapkan cara tsb prospek akan merasa ada perubahan MP, padahal tidak dan masalahnya adalah sistem break away, dimana distributor harus menambah kaki baru agar bonus tidak terjun bebas.
Yah begitulah perkembangan dunia MLM, semoga dgn perbaikan MP maka distributor makin tidak jadi obyek Persh MLM utk jadi mesin pencetak uang yg hanya dibagi sekedarnya.
Dan Persh. mau membagi komisi lebih banyak sehingga distributor makin sejahtera dan MLM makin dilirik utk menjadi profesi bisnis yg layak dipertimbangkan.
Selamat berbisnis
saya bodoh said:
namanya juga cari untung…mana ada orang kerja maunya rugi kec beramal…daripada kurang kerjaan ngomongin orang ~_~
LEE JIN TOMANG said:
Mohon maap bagi semua member yg telah saya tipu.
Btw trima kasih telah membuat saya menjadi kaya krn kebodohan teman2 sekalian. bukti menunjukkan negara Indonesia n sekitarnya ternyata mudah sekali di pecah dan di adu domba. ckckck.. hanya karena uang yang tiap hari bisa di cetak BI dengan mesin cetak uang dengan biaya per lembar sama dengan biaya foto copy.
regards,
LEE JIN TOMANG
abu abdul aziz said:
ok… salut bung bravo…
ana jadi tau kenapa sistem binary dan MLM banyak yang koit..
minimal kembang kempis.. idup segan matipun emoh….
oya…
kuncinya jadinya PRODUK ya…. karena tanpa ditunjang oleh produk yang ok..
sistemnya pasti DOWN..
bung… so menurut anda mana nich.. (atau ada nggak ya)..
sistem yang PRODUKnya Qualified dengan yang anda maksud…
OK. TKS…
bravo9682 said:
#abu abdul aziz :
sistem yang 2 kaki atau sistem matahari (MLM murni) ?
# saya bodoh :
anda sudah menjawab sendiri. semoga anda banyak belajar dan selamanya jangan mau jadi orang bodoh ya!!
abu abdul aziz said:
@ bung bravo…
yang MLM murni apa menurut anda?
yang binary juga apa……?
soalnya ana terlalu banyak nich masukan ngikut MLM…
sampe bingung… nich
karena bingung ya udah.. nggak dijalanin semua… fair kan..
tapi..
klo produk ok, sistem ok, prospektif, dsb… kenapa nggak dijalanin…
krn nyang namanya REJEKI itu kudu di USAHA-in
tks to u…. salam
bravo9682 said:
#Abu abdul aziz :
dalam dunia bisnis MLM emang agak gampang gamapng sulit jika anda mencari kesempurnaan sebuah perusahaan MLM. terkadang ada produk nya menarik dan bagus namun sistemnya kurang menarik atau juga kebalikannya.
tapi itu semua tergantung dari anda sendiri. apa tujuan anda ikut bisnis MLM? anda mau mencari uang, sehat dengan konsumsi produk, atau mau mencari produk yang gampang dijual dengan harga yang masuk akal sehingga nyaman menjalankan bisnis MLM.
saran saya adalah di produk aja yang anda harus pegang sehingga sistem sejelek apapun anda tetap nyaman sebab kunci utama sudah anda pegang yaitu produknya.
berikut contoh beberapa perusahaan MLM murni yang menurut saya (berdasarkan pengamatan dan survey langsung sekaligus pengguna produk) bisa anda pertimbangkan :
– Tahitian nonny (punya pabrik dan perkebunan sendiri, produk sudah dapat FDA dan Badan BOM RI, produk sudah lulus uji di produk Jepang, dan sebagainya). produk utama jus buah mengkudu yang dikemas secara apik dan menarik di dalam sebuah botol seperri anggur.
– Synergy World Wide (MLM murni + Binary sistem)
produk berkualitas, sertifikat FDA dan badan POM RI, punya pabrik sendiri dan harga produk lebih murah daripada perusahaan MLM sejenis maupun yang ada di pasaran konvensional.
– MELILEA
punya pabrik dan perkebunan sendiri. produk andalan adalah bubuk atau sari kedelai dan green field. harga produk murah ketimbang perusahaan MLM yang main di produk yang sama. produk alami dan organik. terutama produk bubuk kedelai (soya bean nya) lebih murah kurang lebih 10 % dari produk pasaran yang ada di supermarket. silahkan di cek sendiri.
– NASA
jika anda mau bermain produk pupuk, silahkan pelajari perusahaan NASA (perusahaan LOKAL Indonesia). Sudah banyak testimoni dari pihak petani atau pemakai produk. harap anda croos cek langsung para testimoni ini. produk pupuknya bermacam macam dan harga kompetitif dengan harga produk pasaran konvensional.
– Shopie Martin
jika anda ingin memasarkan produk fashion maka sophie martin sangat bagus dijalankan. sebab sangat kompetitif baik dari segi produk fashionnya yang selalu up to date maupun harganya. produk bermacam macam dari ujung kaki hingga ujung rambut ada semua.
tips :
pilihlah perusahaan MLM yang memiliki keunggulan produk yang sulit ditiru oleh perusahaan MLM lainnya maupun perusahaan konvensional seperti :
– produk alami
– sertifikat FDA, Badan POM, dan lainnya
– memiliki perkebunan sendiri dan dikelola oleh para ahli nutrisi atau kesehatan
– harga produk harus wajar dan masuk akal sesuai dengan kualitasnya ketimbang produk sejenis lainnya
– ada jaminan atau garansi uang kembali jika tidak terasa kasiatnya.
– sudah ada testimoni atau keberhasilan dari sisi konsumen atau pengguna produk yang disertai bukti medis atau kedokteran.
– dan sebagainya
masih banyak perusahaan MLM lainnya yang memiliki kualitas produk yang bagus dan harga yang kompetitif. silahkan anda pelajari dan kross cek langsung saja
terima kasih
abu abdul aziz said:
ok. tks.. atas saran anda…
kayaknya.. lebih ok bersifat obyektif terhadap MLM..
karena saya yakin jika kita punya PRINSIP dan ATTITUDE..
saya rasa MLM yang berbasis pada kekuatana Produk akan diterima kalayak..
bahkan insyaAllah saya YAKIN..
salam tuk bung bravo sekeluarga.. tks
Jaya said:
Wah.. seru juga ngomongin sistem binary, btw kalo ada yg minat dengan sistem binery dengan produk yang oke liat ini dulu ya.. http://www.klikamega.co.cc, ya ne sih cuma blog aja, kali yg aslinya http://www.eamega.com. yang mau sharing bisa contak ke 0761-7076757 and kalo u ada di pekanbaru, bisa face to face.
Ok… Thanks semua
liem said:
@abu abdul aziz
Boleh diskusi dgn saya dan saya bisa sharing pengalaman di MLM.
silahkan kontak di bisnisliem@gmail.com
vatonie said:
bung bravo, saya minta ijin mau nambah postingan di atas dikit berdasarkan pengalaman saya (dulu pernah main binary nih), CMIIW:
a. Biasanya, bonus pasangan dalam binary rata-rata sebesar 10% (ya bisa naik turun dikit dari 10% itu) dari uang pendaftaran
b. Biasanya, MLM binary apapun meledak sekitar bulan ke 4-5 kemunculannya dan akhirnya mandeg-deg di tahun ke 3 (dah paling lama n paling hebuaatttt)
c. Biasanya, MLM binary kayak gini malah lebih disukai dan diminati (bonus langsung setelah perekrutan, bisa harian ato mingguan, tapi nggak ada yang bulanan CMIIW).
kesimpulan: serba salah juga kalo kita ketemu sama orang yang berfilsafat: yang penting dapat duit n untung, peduli amat orang lain, lagian kan kalo donlen kehilangan duit seberapa sih (jarang ada MLM Binary yang modal awal gede, paling cuma My7diamond n beberapa lainnya)
tapi ini cuma berdasarkan pengamatan sayah loh, kalo salah tolong dikoreksi
by the way….postnya keren, tak belajar ah…..
hery said:
jual butiran bio fir, dari pada mahal-mahal beli kalung, butiran ini hanya 2 batu sebesar kelereng tetapi pancarannya tidak kalang. bukan mlm.
anda berminat hub hery, bhastu@yahoo.co.id/ 031-72425409
Agus TL, Trisulo, Louis Tendean said:
banyak omong lw semua!
lw tw kagak hukum THE SECRET yang terkenal itu??
semakin lw bicara TIENS,,Tiens,,Tiens,,Tiens..
maka akan semakin jadi Tiens Internasional dan semakin besar!
ngerti kaga lw semua!!!!!
pinter!
makanya mending kaga usah deh expose2 Tiens. CAPE D!
tul ga! baik negatif atau positif, netral aja!
BERTOBAT LAH LO!
KASIHAN,,KASIHAN,,.
Net-p – 6 pilar ultra kaya – Louis tendean.
Ja-Im said:
#16…
Anda itu salah masuk kamar ato apa…?
Postingan di sisni gak ada yang menyinggung Tiens, kok sensitif amat sih…
Ja-Im said:
Mas Vatonie dari pengamatan dan pengalaman saya, kayaknya gak semua skema binary itu seperti yang mas katakan deh. Kayaknya tergantung dari strategi perusahaannya juga. Ada juga loh MLM binary yang usianya udah hampir 5 taon dan masih eksis sampe sekarang CMIW..!
Yang bonusnya di bayar bulanan juga ada, malah ada yang mengkombinasikan cara pembayarannya, misalnya harian dan bulanan. Harian dapet, bulanan juga dapet.
Intinya sih menurut saya kalo sebuah skema lebih terfokus pada perekrutan saja tanpa ada produk yang dipasarkan, atau sekalipun ada tapi cuma gimik doang/kamuflase -nilai produk tidak setara dengan uang yang dikeluarkan, itu adalah sebuah skema piramid.
Tapi selama produknya memang realistis, konsumable. manfaatnya terasa dan yang terpenting harganya juga masuk akal yaaa fine-fine aj.
liem said:
#16…
Jadi ajaran Tiens seperti ini tho….
Pantas jadi bikin keributan mlulu…… ternyata yg diajarin positif thinking, kok jadinya negatif thinking…..salah ajarannya ato salah yg ngajarnya? ga tau ah..gelap.
Cuma jadi follower aja kok bangganya setengah mati…… tinggal tunggu matinya kaleee….habis sudah setengah hidup sih.
Peace man…..
Vatonie said:
@16
mas, nggak bisa baca ya mas, waras nggak mas? emang tiens modelnya binary?
salah posting mas, ni lagi berbagi ilmu, bukan sombong2an, pake otak mas….
@18
makasih ya, setelah dipikir2 n diinget2 emang nggak semuanya kayak gitu, pas mbales cuma lagi keburu nafsu aja pengen komen, he he he
cuma saya minta infonya kalo ada binary yang dibayar bulanan merk nya apa ya?
mungkin saya aja sih yang kurang baca n jalan-jalan, but please saya diberitahu, biar sama pinter nya kayak mas-mas yang disini
BTW, makasih infonya….
Ja-Im said:
Sama-sama bung Vatonie.
Salah satu MLM binary dengan bonus bulanan adalah Sinergy Worldwide. Sinergy adalah perusahaan yg berasal dari Amrik, berdiri tahun 1999, tapi awal peluncurannya justru di Jepang th 2000 dan kemudian di Taiwan.
Di synergy ada 2 pilihan bergabung dalam pengembangan jaringannya, 1 Tracking Center (invest awal Rp.600,000) atau 3 Tracking Center (invest awal Rp.1,800,000). Belanja bulanannya min +/- Rp.480,000/bln.
Hanya sayang walaupun track record perusahaan ini cukup bagus, saya agak kurang sreg dengan sistem MLM yang masih menggunakan belanja bulanan sebagai syarat pembayaran bonus (Tutup Point) dan Mega Match Bonus. Selain itu bonus bulanan menyebabkan tingkat likuiditasnya lambat, sehingga member di awal bergabung akan kesulitan menutup biaya operasional untuk membangun dan membina groupnya (kecuali mereka yang sudah punya cukup duit, dan rata-rata orang Indonesia ikutan MLM justru berharap banyak dapat penghasilan, malahan sebagian mengandalkan MLM sebagai penghasilan utamanya…)
Saya juga agak kurang sreg (sorry nih…saya cuma memandang dari sudut yang sedikit berbeda) dengan binary yang menggunakan Matching Bonus dalam sistem pembayarannya. Menurut saya ini tidak fair, dan cenderung mengarah ke skema piramid. Karena teorinya adalah bonus upline akan selalu lebih besar atau minimal sama dengan bonus downlinenya. Misalnya, A memiliki 1 orang downline yang disponsori langsung, sebut saja B. Jika B memperoleh bonus 3 juta, maka A otomatis mendapat bonus 100% dari bonus B yaitu 3jt. Dari sini akan tampak kalau posisi menjadi sangat menentukan, yang diawal bergabung baik mereka aktif ataupun pasif membina groupnya pasti akan mendapat bonus minimal sama dengan bonus downline aktif yang disponsori langsung. Bagi saya ini sangat tidak fair…
Kesimpulannya, saya hanya mencoba melihat dari sisi member, bukan dari kaca mata perusahaan. Selanjutnya, terserah Anda…:-D
liem said:
@Ja-im
Bung Ja-im, kebetulan saya menjalankan Synergy ini, mungkin bung Ja-im juga sudah pernah menjalankannya ya, jadi tahu cukup detail.
Pandangan saya malah sedikit beda dgn Bung.
Kalau tutup poin, okelah masing-masing punya pemikiran yg berbeda dimana tupo bisa dianggap beban yg memberatkan, kalau buat saya kebetulan tidak jadi masalah, karena tupo tsb saya memang sudah alokasikan sebagai investasi kesehatan bagi saya dan keluarga, tanpa saya menjualpun target tupo terpenuhi, namun bagi rekan-rekan saya yg belum mampu mengkonsumsi, saya ajarkan menjual dan cukup dgn 3 Botol Chlorophyll sebulan, target sudah terpenuhi.
Lalu untuk Mega Match, saya sebagai distributor malahan memandang sebagai keuntungan. Kenapa? Dalam menjalankan bisnis MLM seringkali setelah bersusah-payah membangun omset, Persh tidak membagi lagi Omset yg kita bangun tsb dgn Breakaway atau pembatasan komisi berdasar Level atau generasi.
Hal ini sangat merugikan distro tsb, terutama Leader2 yg sudah diposisi Top.
Inilah salah satu faktor, kenapa Leader Top pindah ke MLM yg bisa memberikan komisi tsb, mereka malas lagi utk membina jaringan diposisi bawah, karena mereka tidak mendapatkan lagi omset tsb.
Di Synergy dgn Mega Match inilah saya melihat bahwa dikedalaman berapapun Distributor tetap akan diberikan Omset tsb, saya melihatnya inilah Fairnya Persh memberikan komisi yg memang selayaknya dibagikan kepada Distro.
Dan Bonus Mega Match inilah saya bisa melewati bonus Upline/Sponsor saya, karena Bonus ini hanya di bagi kepada Sponsornya langsung bukan kepada Leadernya.
Jika saya mensponsori banyak orang dan membina mereka agar mereka mendapatkan Bonus Basic, maka saya juga mendapatkan 100% apa yg saya ajarkan. Upline saya dengan mudah bisa saya lewati bonusnya dari Mega Match ini.
Jadi Fair pembagiannya, siapa yang kerja lebih keras akan mendapatkan komisi yg lebih banyak.
Mungkin kita beda cara pandang…..its OK, masing-masing tentu punya strategi utk sukses.
Maaf bung Bravo…… saya jadi membahas MP Synergy di sini, karena saya tidak tahu alamat email komentator di blog anda.
Bagi yg mau sharing bisa japri saya di bisnisliem@gmail.com
Ssalam Sukses buat semuanya.
Ja-Im said:
Dahsyat bung liem.
Maaf, sy tidak bermaksud membahas MP SWW lebih jauh. Saya cuma berbagi pengalaman dari apa yang pernah saya pelajari. Dan saya belum pernah bergabung di bisnis SWW, sy cuma menggunakan simulasi dan parameter yang saya ketahui. Soal berbeda pendapat itu kan biasa ya…
Oh iya, alasan saya kurang sreg dengan MLM yang masih menggunakan tutup point adalah:
1. Yang namanya konsep belanja harusnya sesuai dengan kebutuhan. Kalau memang setiap bulan kebutuhan produk tersebut dirasa sesuai dengan nilai poin yang dsyaratkan maka it’s ok. Tapi jika nilai tutup poin ternyata lebih besar dari yang dibutuhkan oleh pengguna produk (member), ini yang bagi saya kok rasanya terlalu dipaksakan. Saran saya, saat memilih bergabung di sebuah perusahaan MLM yang berbasis tutup poin, kita harus tahu betul berapa tutup poin-nya/bulan. Kemudian perhatikan apakah sesuai dengan kebutuhan kita, dan yang terpenting jangan sampai mengganggu keuangan kita. Saya tidak terlalu menyarankan untuk berjualan produk-produk MLM. Selain tidak efektif, juga keuntungannya kan tidak terlalu signifikan. Kalau akhirnya terpaksa berjualan, ya itu tadi, kewajiban tutup poinlah yang membuatnya seperti itu.
2. Tutup poin sebenarnya adalah syarat perolehan bonus. Jika dalam bulan tertentu kita lupa atau terlambat tutup poin resikonya bonus kita di bulan tersebut, berapapun besarnya akan hilang. Hal seperti ini memancing member untuk selalu belanja demi meraih bonus yang diidam-idamkan. Ini sudah keluar dari prinsip belanja no 1 diatas. Saya sering menganalogikan misalnya kita sedang bekerja di sebuah toko penjualan handphone. Pada suatu bulan, kita berhasil membukukan penjualan 100 unit ponsel. Di akhir bulan, kita meminta hak kita untuk dibayar dari omzet yang sudah kita ciptakan. Apa yang terjadi? Pemilik toko tersebut mensyaratkan jika ingin mendapat bayaran komisi, Anda harus membeli paling tidak 3 buah hp, kalau tidak hasil jerih payah Anda bulan ini tidak akan dibayar. Nah, dari sini jelas kan gambarannya.
Ingat loh, saya bicara seperti ini berada di pihak member. Bukan untuk kepentingan perusahaan manapun.
Dan, satu lagi. Seberapa besarkah konsep tutup poin itu bisa terduplikasi oleh kelompok jaringan didalamnya? Untuk pasar Indonesia yang mayoritas masyarakat justru masih butuh penghasilan tambahan -bukan pengeluaran tambahan, rasanya tutup-tutupan poin akan sulit terduplikasi hingga ke lini terdalam jaringan kita. Berapa banyak yang mampu bertahan tutup poin setiap bulannya? Sudah bukan rahasia lagi kalau diawal membangun jaringan biasanya bonus-bonus akan lebih kecil dari nilai tutup poin itu.
Tapi sekali lagi, ini adalah pendapat saya sendiri. Dan silakan untuk menilainya… Kesimpulan saya, idelanya tutup poin tidak boleh menjadi beban untuk distributor yang tengah berupaya menciptakan omzet bagi perusahaan. Dan tutup point jangan menjadi syarat peraihan komisi. Perusahaan seharusnya membayar penuh hak distributor sesuai omzet yang sudah mereka buat. Bukannya malah diminta untuk belanja terlebih dahulu. Terbayang kalau ada sebuah perusahaan MLM dengan produk mobil misalnya, kemudian si marketer di minta untuk belanja mobil setiap bulan…walah…
Rizal said:
Mas Bravo… boleh tanya kemarin saya ditawari temannya yang ikut MLM Binary… menurut saya cukup menarik… karena yang satu ini menurut saya berbeda dengan yang lainnya lho… mungkin saya masih awam tentang MLM, tapi yang satu ini.. bonusnya cukup bagus dibayar harian (40% – 50%), produk secara legalitas sangat bagus POM, FDA, GMP dll, apalagi izin usahannya sudah ada SIUPL, punya website pribadi secara transparan yang menyajikan jumlah downline, bonus secara terperinci dan yang buat saya senang tidak ada tutup point, side volume dan peringkat…. + berlaku selamanya. cukup belanja sekali saja.
saya pernah pelajari beberapa sistem MLM kok kayaknya belom ada yang sama dengan ini hebatnya… dan ini perusahaan cukup kuat didukung oleh 2 negara besar.
Saya… memang tadinya sudah trauma dengan MLM apalagi dengan TIANShi … tapi saat ini mulai terbuka lagi.. ternyata MLM yang saya bahas tadi benar2 cukup baik.. pola pandang saya… saya baru coba 2 minggu hasilnya cash sudah 10jt.. tanpa syarat.
bravo9682 said:
Rizal :
apa nama perusahaannya??
ompri said:
@ Rizal.
Jika bisnis ngga ada tutup point / Repeat order terus bayarnya duit darimana tuh?
hati-hati walaupun ijin lengkap! karena di republik ini ijin bisa dibeli !
kecuali ada pihak2 independent yang mengetakan bahwa perusahan tsb bagus:)
untuk melihat bisnis itu bagus atau ngga gampang , minimal dia punya beberapa kekuatan ; pertama kekuatan perusahaannya, kedua kekuatan produknya, ketiga sistem kompensasinya afair/ adil, keempat Trend atau sistem pembelajarannya ada ngga? atau seing orang bilang support systemnya, kelima Timing atau waktu yang tepat!
jika bisnis yang teman anda tawarkan punya kelima syarat tersebut gabung aja insya allah aman dan barokah
neneng said:
yups…
sepertinya ok juga tuh ulasan ompri:)
kebetulan saya baru gabung di bisnis yang punya syarat seperti itu:)
Ja-Im said:
Salam kenal ompri 🙂
Saya setuju dengan syarat yang ompri sebutkan diatas, hanya buat saya arti kata fair dan adil itu yang harus jelas dalam sistem kompensasinya. Kalau Anda sudah susah payah menciptakan omzet kemudian Anda tidak tutup point omzet menjadi hangus/reset apakah itu adil? Dari situ kan bisa jelas keliatan, kalau sesungguhnya tutup poin bisa jadi algojo yang bisa membunuh member. Padahal yang namanya repeat order hukumnya adalah: belanja sesuai dengan kebutuhan, baik nilainya maupun jenis produknya. Jangan menjadi syarat kepemilikan bonus. Syarat mendapatkan bonus sesungguhnya hanya satu, yaitu omzet baik pribadi maupun group. Setiap ada omzet perusahaan wajib membayar membernya tanpa syarat. Itu baru MLM yang benar menurut saya.
Omzet itu dihasilkan seharusnya bukan berasal dari tutup poin, melainkan dari kebutuhan alami belanja member, dan dari penjualan produk kepada konsumen, baik yang bergabung menjadi member maupun kepada end user. Dan jangan samakan tutup poin dengan repeat order, tutup poin adalah syarat, repeat order adalah belanja sesuai dengan kebutuhan (natural).
imoRomi said:
@16
buset… buku the secret dijadiin HUKUM?!!
ada2 saja…
liem said:
@Ja-im
Terima kasih bung Ja-im atas penjelasannya.
Sepertinya poin yg paling mengganjal di anda adalah Tupo.
Mungkin sedikit berbeda cara pandang saya tentang Tupo.
Saya membandingkan dgn bisnis konvensional, jadi begini, sebagai distributor kalau di bisnis konventional ada pembelian minimal sebagai syarat utk mendapatkan diskon sehingga bisa menjual kembali kepada retail dgn profit + diskon tsb sehingga bisa memainkan bisnisya utk bersaing di pasar.
Nah saya melihat di MLM Tupo adalah seperti itu, tetapi syaratnya sangat jauh lebih ringan, saya contohkan di SWW ( saya tidak promo SWW ya, tetapi karena saya ikut SWW maka saya ambil sbg contoh )
Tupo SWW kalau saya ambil produk Chlorophyll, maka dgn menjual 3 botol saja Tupo sdh tercukupi, misal 1 botol kita konsumsi sendiri dan 2 kita jual ( dgn jual saja kita malahan dapat profit ) maka menurut saya kalau kita menjalankan bisnis, target sebulan hanya menjual 3 botol adalah syarat yg sangat ringan, itu memang kembali ke Produk, dimana manfaat dan harganya memang sebanding sehingga konsumen tidak merasa rugi membeli produk tsb. ( pengalaman saya utk sebulan bisa menjual 5~10 btl walaupun menjualnya sambil lalu saja, memang saya sebelumnya sering promosi produk dan hasilnya ada saja yg SMS atau hub saya utk membeli produk tsb, ada yg akhirnya mau bergabung tetapi ada juga yg hanya mau membeli karena tidak mau terikat dgn perjanjian dan bagi saya tidak ada masalah karena tidak semua orang mau berbisnis, tul khan? )
Dan target tsb tidak pernah dinaikkan lho, baik saat masih diposisi awal maupun sudah sampai menjadi leader puncak.
Saya dgn target tupo memang awalnya hanya memakai 1 produk saja dan kekurangannya saya menjual ( maksudnya menawarkan) kalau mereka mau, baru saya belanja dan saya memang melakukan hal tsb dgn sadar bahwa saya mau belajar berdagang ( background pendidikan saya adalah Tehnik Mesin).
Dan saya sadar bahwa utk Bisnis, ilmu “Menjual” adalah sangat penting kalau ingin mendapatkan income, saya belajar di MLM utk mengasah ilmu sales marketing tsb karena resiko ruginya bisa dikatakan tidak ada.
Mungkin itu pandangan saya, jadi Tupo bukan sebagai beban tetapi ajang pendidikan dasar berbisnis.
Memang berbeda jika target Tupo tidak habis pakai dalam sebulan yg akhirnya selalu mesti menjual terus dan jadi menumpuk digudang hanya utk mendapatkan bonus.
Oleh karena itu utk masuk MLM mesti melihat banyak hal, tidak cuman dgn iming-iming cepat kaya kita terus mau join, semuanya itu bisa dipelajari dari MP.
Sharing dgn orang lain juga hal yg bagus karena mereka bisa lebih netral dibandingkan dgn hanya mendengarkan upline atau leader dimana mereka pasti berusaha menahan anda utk tidak keluar dari jaringan mereka,walaupun jelas Persh tidak membagikan komisi yg saling menguntungkan.
Kita sering mengatakan sbg Pebisnis dan Independen, mestinya tidak memakai kacamata kuda, tetapi kritis dan insting bisnisnya makin terasah utk memilih yg terbaik bagi diri kita.
cmiw
Ja-Im said:
@liem
Ok mas Liem. Terimakasih juga atas penjelasannya. Saya jadi bisa sedikit memahami kenapa ada distributor yang tertarik dengan Tupo. Dari kesimpulan diskusi ini pertanyaan saya terhadap MLM yang masih menggunakan Tupo sebagai syarat ada 3, yaitu:
1. Apakah bonus menjadi reset/nol jika member tidak Tupo?
2. Apakah bonus terbesar terutama dari Tupo jaringan Anda?
3. Dilihat dari probabilitasnya, berapa persentase member yang rutin tupo setiap bulan? Sebab biasanya member yang sudah pengalaman baru mau Tupo jika Bonus yang didapat lebih besar dari nilai Tupo-nya. Sedangkan diawal2 membangun jaringan, bonus justru lebih kecil dari nilai tupo. Apalagi jika member tersebut ternyata tidak mampu membangun jaringan, mereka mulai lelah dengan kewajiban belanja tersebut. Dan mayoritas member bergabung BUKAN untuk menjadi sales, atau mau belajar sales marketing melainkan ingin mendapatkan bonus melalui pertumbuhan jaringannya (Network Fee).
Menurut pendapat saya, tidak sama antara Tupo sebagai syarat di MLM dengan cara mendapatkan bonus dalam bisnis konvensional. Dalam bisnis konvensional, distributor tetap mendapatkan profit yang cukup jika tidak memenuhi target pembelian. Sedangkan di bisnis MLM, jika distributor tidak melakukan tupo maka hasil kerja keras mereka akan menjadi sia-sia, berapapun besarnya bonus mereka. Apa bisa hanya mengandalkan profit dari selling retail seperti yang Anda contohkan diatas? Saya rasa tidak 🙂
Adji said:
Salam kenal semuanya…
Kalo tidak salah ini adalah kali yang ke-5 saya ikutan “nebeng” di blognya Om Bravo… Masih bolehkan …???? Nebeng lagi 🙂
Saya dulu paling anti dengan yang namanya binari… ada beberapa alasan :
1. Umurnya relatif pendek…
2. Terkadang tidak mengandalkan kualitas produk….
3. Selalu berganti-ganti nama padahal produknya sama, terkdang manajemen dan leadernya sama, hanya saja perusahaan dan MP nya sudah berbeda…. Tanya kenapa…
Tetapi di awal tahun 2007, saya melihat ada setitik harapan di binary (terutama yang menggabungkannya dengan konsep matahari; seperti yang diusung oleh RBC indonesia misalnya). Binary menghasilkan uang cepat sebagai biaya operasional dalam menjalanklan bisnis kemudian konsep mataharinya memberikan jaminan jangka panjang….
Ini yang membedakan dengan MLM murni yang harus pontang panting menutupi biaya operasional sementara hasilnya baru kita daptkan beberapa bulan ke depan.
Hanya sayangnya … uang pendaftarannya menjadi jauh lebih mahal … bahkan mungkin menjadi tidak terjangkau oleh sebagian orang.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu… banyakj sudah perusahaan MLM yang menggabungkan konsep binary dengan matahari…. ataui penyemurnaan dari sistem BInary itu sendiri…
Sebagai contoh… beberapa bulan yang lalu saya ditawari untuk menjadi member perusahaan lokal (Unity Network International) yang menjual produk penghemat BBM, pupuk, suplement dan sejenisnya. Sempat saya pelajari MPnya, ada sedikit kemiripan dengan syinergi …. Menurut saya lumayan bagus, prospektif dan simple… Juga bersahabat dengan keuangan masyarakat Indonesia.
hanya saja secara manajerial saya belum tahu sejauh mana kekuatan perusahaan mengingat perusahaan ini masih baru.
Ini web resmi perusahaanya http://www.unitybiz-intl.com
Adji
stars_vision@yahoo.co.id
Hp 08134 557 0 557
Adji said:
Saya sependapat dengan Ja-Im…
Sejauh yang saya kenal…
1. Bonus akan reset/menjadi nol jika tupo tidak terpenuhi….. walau pun kurangnya cuma Rp 1,-
2. Seharusnya “IA”…. sebab jika bonus terbesarnya dari pendaftaran member baru (paket pendaftaran) ini akan sangat beresiko…. karena jika tidak ada member baru otomatis tidak akan ada bonus….
Sebaliknya jika didapatkan dari Repeat order atau TUPO maka ini akan menjadi schema yang akan terus berkesinambungan. Saya sependapat lagi, kebanyakan MLM yang mengharuskan TUPO terkadang produknya adalah produk tersier yang tidak begitu dibutuhkan oleh member…. jika budjet yang disediakan (baca=penghasilan member yang bersangkutan di luar bisnis mlm nya tidak mencukupi untuk TUPO) maka tidaka akan terjadi repeat order atau akan TUPO tetapi tidak mencapai target…. (ini lah mungkin yang di siasati oleh pembuat marketing plan seperti Tianshi dan sejenisnya yang memaksa member untuk belanja besar di awal, dengan iming-iming tidak ada lagi tupo sesudahnya).
3. Wah…. sepertinya belum ada yang meneliti secara teknis angka probabilitasnya itu pak…. Tetapi saya dapat menggambarkan secara logika… dengan tingkat kesalhan 50:50…. (besar juga ya) Member yang baru bergabung tentu akan terobsesi dengan janji-janji bonus/reward dari perusahaan sehingga dapat dikondisikan oleh leader/upline untuk belanja sesuai target dan ini akan menurun terus menurun berbanding lurus dengan waktu/lama bergabungnya member di perusahaan yang bersangkutan.
Secara matematis dapat saya tulis seperti ini ….
Misal
Perusahaan A dalam 1 bulan berhasil mengumpulkan member baru 100 orang dengan kewajiban @Rp 100.000,-
Normalnya Rp 100.000 x 100 orang = Rp 10.000.000,-
Ini adalah omzet normal yang dihitung berdasarkan angka ideal.
Nah biasanya dalam 1 bulan pertama targetan ini bisa di capai (biasanya di sikapi oleh perusahaan dengan memasukan biaya belanja ini include dengan biaya pendaftaran).
Pada bulan ke dua, jika tidak terjadi pertambahan member baru maka total yang akan belanja adalah +- 50% dari total member (ini asumsi saya saja lo pak= berdasrkan pengalaman saya selama kurang lebih 4 tahun di MLM murni) angka akan turun drastis jika tidak ada follow up atau pertemuan2 lanjutan. Dalam kejadian realitanya, ada yang belanja sesuai target, ada yang kurang bahkan ada yang tidak belanja sama sekali … Sehingga total omzwtnya adalah 50% dr bulan pertama (Rp 5jt)….
Silakan dibayangkan saja pak…..
Biasanya … kasus seperti yang saya kemukakan di atas terjadi antara tahun ke-2 sampai ke-3….
Bukti kuatnya…. banyakk perusahaan (terumatam yang tidak memiliki modal dan manajerial yang handal) merevisi MP…., menanmbah item produk baru… mengeluarkan promo, dll…
Bisa kita amati dengan jelas di lapangan…
Ops… sepertinya kebanyakan nulis ya…
Ok deh…. cukup sampe disini dulu….
Mohon jika penjelasannya tidak di dasari oleh fakta-fakta ilmiah hanya berdasarkan logika semata.
Thanks
Anang AS said:
Tiens itu bisnis hebat, tinggal kita mau bekerja keras atau bekerja dengan cerdas. Bekerjalah dengan cerdas bersama kami http://www.thewinnerzone.com
Jabon said:
Hampir semua plaining, ad/art pasti hebat….
Elia said:
Bergabung saja dengan V-net sistem online, murah dan berguna…
liem said:
@Ja-im
Mohon maaf , baru sempat menulis hari ini, karena asyik berlibur.
Mohon maaf lahir dan batin bagi rekan-rekan yg merayakan idul fitri.
Saya coba menjawab pertanyaan bung.
1. Apakah bonus menjadi reset/nol jika member tidak Tupo?
– Bonus tidak diberikan, jika member tsb tidak Tupo, jadi ini memang persyaratan utk menerima bonus. Kenapa ini diberlakukan, karena memang hal itulah yg bisa menjaga bisnis ini tetap berjalan. Jadi bisnis ini bukan hanya mengandalkan rekrutmen tetapi terdistribusinya produk. Dengan tidak adanya target tupo, maka bonus yg akan diberikan menjadi sangat tidak menarik karena bonus diberikan berdasarkan omset dari produk yg terdistribusi.
Kalau kita benar-benar mau menjalankan usaha ini sebagai bisnis, maka target tupo adalah sangat gampang di capai seperti yg saya jelaskan sebelumnya.
Bisa anda bandingkan kalau tidak ada kewajiban tupo maka bonus cenderung kecil karena omset yg terjadi juga kecil.
2. Apakah bonus terbesar terutama dari Tupo jaringan Anda?
– Bonus bukan berdasar dari tupo jaringan, tetapi omset yg dicapai oleh jaringan.
Jadi kalau jaringan anda tidak tupo maka secara omset anda masih mempunyai nilai sebagai omset anda dan anda berhak menerima bonus sesuai MP.
Karena di SWW hanya memakai 2 kaki, anda hanya perlu melihat report omset yg ada di jaringan anda. Dan bagi yg tidak pandai membangun jaringan tetapi jago selling, Persh juga ada bonus yg sangat besar sebesar 25% dari omset pribadi sesuai persyaratan. Jadi SWW membagi komisi yg cukup berimbang antara member yg mau fokus di jaringan maupun yg fokus di Selling.
3. Dilihat dari probabilitasnya, berapa persentase member yang rutin tupo setiap bulan? Sebab biasanya member yang sudah pengalaman baru mau Tupo jika Bonus yang didapat lebih besar dari nilai Tupo-nya.
– Ini tidak bisa di ambil kesimpulan, karena tergantung member yg mengelola jaringan tsb, bagaimana mereka mengajarkan berbisnis di sini dan siapa yg mereka ajak bergabung, karena ada yg memang bergabung hanya utk mendapatkan manfaat produknya dan tidak tertarik dgn bisnisnya, ada yg tertarik dgn bisnisnya tetapi tidak banyak tahu produknya. Padahal bisnis ini adalah cukup kompleks.
Saya sendiri menjalankan ini lebih mementingkan manfaat produknya, jadi rekan saya yg bergabung kebanyakan mau memakai produknya dan tidak begitu mau belajar bisnis. Bagi saya tidak ada masalah karena repeat order tetap ada dari produk tsb dan ini menjadi omset yg saya miliki. Utk yg mau menjalankan bisnisnya ada juga dan mereka selalu memenuhi target Tupo karena saya mengajarkannya utk menjual produknya utk mendapatkan income, minimal dari penjualan tsb mereka bisa mengkonsumsi utk dirinya dan keluarga secara Gratis!.
Contoh: anda menjual Cholrophyll 4 botol maka anda sudah bisa mengkonsumsi 1 botol secara Gratis.
Saya dalam menjalankan bisnis SWW mengajarkan Selling dimana prinsip yg saya pegang adalah Ilmu Selling tidak akan pernah merugikan bagi pebisnis.
Andaikan Persh yg kita ikuti bangkrut sekalipun, bagi kita pribadi tidak ada masalah karena Ilmu tsb bisa kita pakai utk bisnis lainnya.
Sistem MLM hanyalah suatu Tools yg sangat menguntungkan ,dimana kita bisa memulai bisnis dgn modal yg relatif kecil dan resiko rugi yg hampir tidak ada.
Namun utk memilih MLM juga perlu banyak pertimbangan agar tidak sampai terperosok kebisnis Money Game dan sejenisnya, ataupun pembagian yg sangat menguntungkan Persh tetapi sangat kecil bagi distributor.
Saya tidak mengajarkan ataupun memberi iming-iming cepat kaya di bisnis MLM karena kaya dan tidaknya tergantung kerja keras seperti apa yg sudah kita lakukan.
Itu hanyalah HASIL dari PROSES kerja kita.
Saya mengajarkan Prosesnya saja, kalau mau income cepat maka SELLING bisa sebagai andalan, kalau mau membangun Jaringan, maka LeaderShip yg harus di kuatkan. Kalau mau kepuasan batin, ya banyak membantu informasi manfaat produk yg cocok bagi masyarakat atau mengajarkan jiwa enterpreuner bagi ekonomi lemah.
Namun bukan hal yg mustahil bahwa bisnis MLM bisa membuat org cepat kaya juga, hal ini dikarenakan faktor kali / leverage dari sistemnya.
Tetapi semua itu memang masih berlaku hukum pareto, dimana orang yg mau BAYAR HARGA hanya 20%, jadi pantaslah kalau yg berhasil hanya sedikit.
Oleh karena itu saya lebih menekankan kepada pengembangan SDM utk memperbaiki ekonomi. Bukan impian Cepat Kaya.
Bagi mereka yg lebih menonjolkan bisnisnya bisa membuat lebih cepat kaya,lebih mudah dll ya silahkan saja, asalkan jangan untuk sesaat saja, selanjutnya kembali miskin dan banyak musuh karena anggotanya hanya menjadi obyek utk kaya sendirian.
Salam
Ja-Im said:
@36. liem
Trim’s atas penjelasan bung. Dan Saya cuma mau kasih tanggapan atas penjelasan bung liem di atas. Sepertinya qt memang ada sedikit perbedaan dalam memandang sebuah peluang di bisnis MLM.
– Bonus tidak diberikan, jika member tsb tidak Tupo, jadi ini memang persyaratan utk menerima bonus. Kenapa ini diberlakukan, karena memang hal itulah yg bisa menjaga bisnis ini tetap berjalan….dstnya.
Kalau kita benar-benar mau menjalankan usaha ini sebagai bisnis, maka target tupo adalah sangat gampang di capai seperti yg saya jelaskan sebelumnya.
Bisa anda bandingkan kalau tidak ada kewajiban tupo maka bonus cenderung kecil karena omset yg terjadi juga kecil.
Yang menjadi masalah disini bukan “tupo gampang dicapai” dan agar “bisnis ini tetap berjalan”, walaupun besaran tupo hanya Seribu Rupiah-pun, yang namanya tupo tetaplah menjadi syarat perolehan bonus2 member. Dari kesimpulan ini berarti member baru bisa menikmati hasil jerih payahnya membangun omzet “jika tutup poin.” Bila member tidak berhasil memenuhi target tupo, apapun alasannya maka bonus menjadi reset/nol. Ini lebih kepada pemaksaan belanja daripada “menikmati produk”. Apakah qt mau, menjadi tenaga pemasar yang setiap hari menciptakan omzet buat perusahaan, tetapi di akhir bulan saat ingin menikmati hasil jerih payah qt, qt masih harus dipaksa membeli produknya.
Analogi sederhananya: Andi seorang tenaga pemasar hp di toko Megajaya, setiap hari ia mampu menjual 10 unit hp, yang artinya dalam 1 bulan ia berhasil membukukan 300 unit hp. Di akhir bulan Andi meminta haknya untuk di bayar, dan di Megajaya diberlakukan syarat bahwa, Andi baru akan dibayar jika Andi membeli 3 unit hp. Jika tidak, Andi tidak akan dibayar sepeser pun!
Gambaran diatas kurang lebih mirip sebuah perusahaan yang memberlakukan tupo bagi tenaga pemasarnya. Andi sudah bersusah payah memberikan hasil terbaik bagi perusahaan, namun perusahaan masih juga menetapkan sebuah syarat agar produknya dibeli oleh Andi.
– Bonus bukan berdasar dari tupo jaringan, tetapi omset yg dicapai oleh jaringan.
Jadi kalau jaringan anda tidak tupo maka secara omset anda masih mempunyai nilai sebagai omset anda dan anda berhak menerima bonus sesuai MP….dstnya
Dan bagi yg tidak pandai membangun jaringan tetapi jago selling, Persh juga ada bonus yg sangat besar sebesar 25% dari omset pribadi sesuai persyaratan. Jadi SWW membagi komisi yg cukup berimbang antara member yg mau fokus di jaringan maupun yg fokus di Selling.
Saya rasa hal ini berlaku di hampir semua perusahaan MLM. Jadi bagi saya ini tidaklah istimewa. Apalagi keuntungan dari menjual langsung tidaklah signifikan. Sangat sulit diharapkan keuntungan dari menjual secara retail, bahkan bagi yang jago selling sekalipun. Belum ada dalam sejarah MLM, mereka sukses dari menjual retail.
#Saya sendiri menjalankan ini lebih mementingkan manfaat produknya, jadi rekan saya yg bergabung kebanyakan mau memakai produknya dan tidak begitu mau belajar bisnis.
Kalau memang produk yang menjadi tujuan utama bergabung dalam sebuah perusahaan MLM memang ini tidak akan menjadi masalah. Tetapi saat qt beranjak beralih dari user menjadi network builder, baru akan terasa perbedaannya. Kenapa? Karena ini sangat terkait dengan rencana pemasaran/MP perusahaan, program kompensasinya, dan syarat2 yang menyertainya. Ketika qt menandatangani aplikasi pendaftaran itu berarti qt setuju untuk dibayar seperti itu.
#Saya mengajarkan Prosesnya saja, kalau mau income cepat maka SELLING bisa sebagai andalan, kalau mau membangun Jaringan, maka LeaderShip yg harus di kuatkan.
Saya sangat tidak yakin kalau SELLING di MLM bisa diandalkan. Coba tanyakan top leader Anda, ia sukses karena penjualan pribadi atau dari daya ungkit/leverage groupnya?
Apakah ada yang berhasil sukses di sistem MLM dengan tupo?
Jawabannya: ADA. Masalahnya tidak akan semua mampu melewati proses ini dan memenuhi syarat2 lainnya. Bahkan mungkin orang yang sukses probability nya lebih kecil dari hukum paretto, 1% berbanding 99%. Sebagian hanya menikmati bonus yg lumayan, dan sebagian besar menikmati bonus bahkan lebih kecil dari UMR regional dan sebagian lagi malah tidak menikmati bonus sama sekali/rugi.
(Jangan katakan di bisnis seperti ini tidak ada resiko, saya kenal seseorang dengan peringkat “DIAMOND” di sebuah perusahaan MLM yg cukup besar di Indonesia, rumahnya terpaksa dijual, dan mobil BMW-nya ikut melayang, karena omzet anjlok! Kesimpulan: PERINGKAT TIDAK MENJADI JAMINAN)
Maaf, komennya terlalu panjang. Saya hanya ingin berbagi dengan teman-teman yang sedang aktif menjalankan bisnis MLM. Bahwa bijaksanalah dalam memilih sebuah perusahaan dan memutuskan untuk bergabung, jangan sampai membeli kucing dalam karung..:-)
liem said:
@Ja-Im
Terima kasih bung atas pencerahannya.
Saya coba menanggapi komen anda.
Dari analogi yg anda berikan, mungkin maksud anda sebagai pebisnis dgn membayar atau mengelola orang utk memasarkan produknya dan setelah anda memperoleh omset maka anda berhak mendapat omset tsb tanpa harus belanja pribadi apapun, begitu?
Mungkin hal ini sedikit berbeda dgn konsep MLM, makanya kenapa tupo lebih tepat utk sistem MLM.
Konsep MLM yg saya tangkap adalah anda memakai produknya dan setelah mendapatkan manfaat dari produknya, maka anda bisa mempromosikan kepada orang lain begitu seterusnya, maka dari proses tsb persh akan memberikan reward sesuai MP, oleh karena itu sebenarnya tupo bukan menjadi masalah berat, karena memang sebagai member, kita memang konsumsi produk tsb. Yg menjadi masalah adalah nilai tupo terlalu besar bagi person sehingga tidak habis pakai dalam sebulan, akibatnya utk bisa mendapat bonus maka terpaksa membeli secara berlebih dari kebutuhan pribadi.
Banyak MP yg menerapkan Tupo dimana makin tinggi posisi, selain Omset Group dinaikkan, juga target pribadi naik sampai tetap dgn jumlah yg cukup besar yg mana nilai Tupo melebihi dari kebutuhan sebulan.
Kenapa saya tetap memilih MLM dgn sistem Tupo, karena dlm MLM, duplikasi adalah sistem yg utama utk berjalannya bisnis ini. Jika Tupo tidak menjadi acuan kita, maka jaringan juga tidak pernah terpacu utk Tupo, akibatnya omset yg kita dapatkan menjadi kecil walaupun anggotanya banyak. Karena sedikitnya produk yg di distribusikan, otomatis komisi yg dibagikan juga kecil.
Menurut anda lebih senang punya anggota banyak tetapi tidak ada/sedikit produk yg terdistribusi atau punya jaringan sedikit, tetapi mereka mendistribusi banyak produk?
Yang jelas pembagian komisi adalah berdasarkan produk yg terdistribusi bukankah begitu?
Kalau ada anggota yg mau bergabung karena hanya mau membeli harga lebih murah dan tidak tertarik dgn bisnisnya ( sebagian besar anggota MLM spt itu) maka mau Tupo atau tidak bagi mereka tidak ada masalah, tetapi bagi anggota yg mau menjalankan MLM sebagai bisnis tentunya harus memenuhi syarat tsb, dan bagi yg memang mengerti cara kerja MLM, Tupo jauh lebih menguntungkan.
Mengenai Reward Direct Selling, coba anda lihat MP beberapa MLM, sebagian besar memberikan reward yg sangat kecil ( paling besar hanya 10% ), maka banyak leader tidak mau memakai cara Selling, bukan maksud saya menganjurkan utk lebih fokus ke Selling, karena kalau hal tsb yg dilakukan maka kita masih bergerak di kuadran kiri dan waktu kita sangat terbatas, tetapi banyak orang lebih mudah menjual produk daripada membangun jaringan, karena utk membangun jaringan dibutuhkan skill yg jauh lebih tinggi karena mereka harus mengelola manusia.
Soal Selling lebih cepat mendapat uang,
Mungkin tulisan saya ttg Selling ini kurang bisa diterima ya, maksud saya dengan Selling kita langsung akan menerima uang Cash, yaitu jual barang langsung dapat uang, tetapi kalau dari jaringan mesti menunggu penghitungan seluruh omset dan di sesuaikan dgn MPnya.
Banyak masyarakat yg lebih bisa menerima bisnis dgn cara ini, karena ini lebih nyata dibandingkan mempelajari MP yg penuh dgn perhitungan dan seringkali bikin pusing, sampai-sampai tidak sadar bahwa kita cuma diperas habis-habisan oleh Persh dan tidak dibagikan komisi sesuai kerja keras membangun jaringan malahan kadang di CUT, tapi diganti dgn iming iming dapat mobil,rumah dll yg kesannya Persh membagi kita sesuatu yg pantas padahal nilainya malahan jauh lebih kecil dari Omset yg kita hasilkan sebagai syarat utk mendapatkan barang tsb. Kalau diberikan dalam bentuk uang berdasarkan Omset,pasti barang tsb mampu kita beli sendiri dan jauh lebih menguntungkan.
Saya berharap rekan-rekan yg mau mengeluti bisnis MLM, mau belajar banyak tentang MP dan juga Produknya, yang pasti prinsipnya Product Drive the System, jangan dibalik System Drive the Product utk kelangsungan bisnis anda.
Maaf jika ada tulisan yg tidak berkenan.
Salam Sukses
Ja-Im said:
@bung liem
He..he..mantap nih. Makin lama makin asyik. Karena dengan sharing pengalaman seperti ini qt bs banyak mendapatkan pengetahuan dan menarik benang merahnya.
Saya sebetulnya sangat setuju dengan pemaparan bung liem diatas. Hanya memang ada perbedaan prinsipil dalam masalah tupo. Kalau konsep binary kita memang sepakat, paling nyaman untuk dikerjakan. Karena menghindari banyak kaki, dan biasanya tanpa harus ada side volume.
Saya berpendapat di MLM, karena cara pemasarannya yang unik justru Produk dan sistem sangat erat kaitannya. Jika hanya produk yang menjadi faktor utama dalam sebuah sistem, sedangkan sistemnya sendiri tidak menarik dan menguntungkan buat member yang berniat mejalankan serius bisnisnya maka saya yakin secara keseluruhan sistem dan rencana pemasarannya pun tidak akan berjalan. Akibatnya jelas, produk tidak terdistribusi sebagaimana mestinya.
Produk mendorong orang untuk menjadi user, sedangkan sistem membuat user menjadi distributor/network builder. Jika sistem hanya terhenti pada user, duplikasi tidak akan berjalan, sebaik apapun produknya, jika tidak ada keuntungan yang cukup bagi member maka otomatis mereka akan malas menjalankan tugas kedistributorannya. Saya rasa bung liem paham maksud saya.
Nah kembali ke masalah tupo, saya sebagai user memang nyaman mengkonsumsi produk2 yang dijual oleh perusahaan. Tapi sebagai seorang tenaga pemasar, syarat dan ketentuan cara pembayaran, termasuk tupo, harus dipahami betul. IMHO, sebetulnya tupo adalah cara perusahaan menjamin kestabilan omset bagi perusahaan. Tapi bagi member, tupo menjadi suatu “KEHARUSAN yang menjadi SYARAT keluarnya KOMISI” Bisa lihat kan perbedaannya?
# Jika Tupo tidak menjadi acuan kita, maka jaringan juga tidak pernah terpacu utk Tupo, akibatnya omset yg kita dapatkan menjadi kecil walaupun anggotanya banyak. Karena sedikitnya produk yg di distribusikan, otomatis komisi yg dibagikan juga kecil.
Menurut anda lebih senang punya anggota banyak tetapi tidak ada/sedikit produk yg terdistribusi atau punya jaringan sedikit, tetapi mereka mendistribusi banyak produk?
Nah, bung liem pun mengakui kan, kalau Tupo adalah pemacu omzet :-).
Aliran produk yang akan menunjang penghasilan member tidak bisa hanya mengandalkan user. Dan saya sangat tidak sependapat kalau kebanyakan orang bergabung di MLM hanya karena ingin mendapatkan diskon produk. Justru mereka bergabung karena adanya penawaran keuntungan bila ikut memasarkan. Kalau penawaran melalui produk saja, saya jamin sistem pemasaran akan mengalami stagnasi. Karena itu di sistem tupo dibutuhkan member yang banyak agar bisa menarik keuntungan yang cukup lumayan.
Nah, dari pengalaman saya, ada perusahaan yang tidak menerapkan sistem tupo, member dibayar setiap terjadi omzet tanpa syarat apapun, belanja ulang melalui sistem automeintein/belanja ulang otomatis. Bahkan hitungan omzet dilakukan setiap hari, bukan per bulan.
Biasanya di MLM, member BELANJA DULU BARU DIBAYAR, tetapi disini member DIBAYAR TERLEBIH DAHULU baru belanja. 🙂
Trim’s bung Bravo, qt bisa sharing di blog Anda. Semoga bermanfaat.
Sukses buat qt semua.
Taryo said:
kacian deh Belum pada tahu ya ada bisnis Network pakai gabungan binary sama matahari . produknya pulsa elektrik harga agen lebih murah dari harga counter , ada juga pulsa khusus SMS,chating hp, sms premium, content sms , dan SMS murah , cek di alamat http://www.flexterkita.com . ada 2 kelompok bonus : bonus rekrutmen dan bonus repeat order , tdk ada persyaratan tupo untuk mendapatkan bonus , enak khan . biar ga ada persyaratan tupo tapi khan kaliyan semua pasti butuh pulsa toh…kecuali kaliyan hidup di bawah laut alias menjadi deni si manusia ikan .
liem said:
@Ja-Im
Senang diskusi dengan anda bung Ja-Im.
Saya sangat setuju dgn penjelasan anda bahwa
# Produk mendorong orang untuk menjadi user, sedangkan sistem membuat user menjadi distributor/network builder #
Bagi yg mau berbisnis tentunya hal ini menjadi pemikiran yg cukup kritis, dimana dgn produk yg berkualitas tentunya akan sangat membantu dalam hal memasarkan produk, baik kepada user yg tdk mau bergabung tetapi memperoleh manfaat dari produk yg bagus tsb ataupun yg ingin sekalian berbisnis seperti saya. Jadi sekali berjalan bisa mendapat kedua manfaatnya.
Banyak citra negatif yg diciptakan para MLM yg membuat image bahwa kalau ikut MLM harus cari-cari orang dan harus berjualan, padahal banyak produknya yg bagus dan kalau paham sistem MLM, mereka tidak perlu kuatir harus mencari orang baru ataupun harus Tupo. Karena semua syarat itu hanyalah kalau MENGINGINKAN mendapat bonus dan menjadikan MLM sebagai sumber pendapatan.Tetapi seringkali Leader malah mengejar orang yg tidak ingin mendapatkan income dari sana dgn iming-iming bisa dapat sekian juta dalam waktu sekian dsb, akibatnya member merasa dikejar-kejar. Kalau memang produknya bagus, pasti member tsb akan dgn sendirinya cerita ke orang lain kok, jadi produk memang yg akan berbicara.
Kembali topik yg kita bahas soal Tupo, memang kita berbeda paham dalam mengartikan untung dan ruginya sistem Tupo dan kadang hal itu yg menjadikan kita berbeda cara menjalankannya.
Tetapi dari penjelasan anda saya melihat bahwa sebenarnya Tupo itu tetap ada, betul khan? Hanya beda cara pengaplikasiannya, dimana anda tetap harus Tupo namun dgn cara langsung dipotong dari bonus yg anda peroleh ( Auto Maintain = TUPO ).
Sekarang anda bisa lihat Auto maintain anda apakah habis dalam sebulan, kalau tidak, berarti akan menjadi masalah dikemudian hari, karena akhirnya anda harus melempar juga produk tsb kepasar, atau anda biarkan membusuk dan perusahaan tetap mendapatkan untung karena produknya tetap terdistribusi.
Saya dalam mempelajari MP biasanya melihat sampai mencapai puncak ,dimana secara total dalam jangka panjang, saat kita sudah mencapai Level2 Puncak, berapa komisi yg tetap dibagikan kepada distro. Banyak yang melakukan CUT OFF dan sangat merugikan distro, akibatnya income Top Leader menjadi stagnan dan akhirnya mereka mencari lagi MLM yg bisa memberikan jauh lebih besar. Dan saya rasa itu wajar-saja. makanya sekarang banyak MLM baru berlomba-lomba memberikan komisi yg lebih besar lagi bagi distributornya dgn membuat MP yg sangat menarik.
Pengalaman saya selama menjalani MLM, banyak Top Leader misal : MLM A incomenya stagnan hanya mencapai 80 juta / bln, dan setelah pindah MLM B dan membangun jaringan yg relatif sama, mereka mampu menerima lebih dari 250 jt/ bln, itupun belum sampai puncak. Jadi MP memang sangat mempengaruhi income seseorang dalam bisnis MLM.
Mungkin ini sharing saya, semoga bermanfaat bagi rekan-rekan yg ingin menjadikan MLM sebagai Sumber Income dan tidak salah memilih.
Salam Sukses.
Ja-Im said:
@liem
Ok bung Liem. Dari sharing ini semoga akan ada banyak orang yang mendapatkan gambaran dan pemahaman yang benar tentang bisnis network marketing. Sehingga tidak sampai “kesasar” nyemplung ke money game, arisan berantai, atau malah skema ponzi.
Nah, menurut Anda bung Liem:
#Kalau memang produknya bagus, pasti member tsb akan dgn sendirinya cerita ke orang lain kok, jadi produk memang yg akan berbicara.
Ini memang benar, tetapi masalahnya adalah sampai dengan tahapan ini yang mendapatkan keuntungan adalah PERUSAHAAN, Mereka senang sekali jika member mau produktif membeli dan cerita tentang produk mereka. Artinya, secara tidak langsung member melakukan “promosi” supaya produk bisa dikenal oleh pasar/konsumen sehingga produknya laku. Apa yang bisa member peroleh dari hasil promosinya? Ini sangat terkait dengan MARKETING PLAN dan cara serta syarat member memperoleh bonus. Apa memang member mau melakukan promosi gratis tanpa ada kompensasi apapun? Saya pikir tidak mungkin. Karena yang namanya promosi membutuhkan COST, terutama OPERATIONAL COST. Jadi janganlah member maupun calon member MLM diberi harapan kosong bahwa seolah-olah produk yang akan berbicara…gak perlu mengerti MARKETING PLAN dan ga usah dipikirin prosesnya, pasti sistem akan berjalan sendiri. Sejauh pengalaman saya, ketika kita menandatangani aplikasi pendaftaran itu artinya kita sudah setuju dibayar seperti itu.
#Tetapi dari penjelasan anda saya melihat bahwa sebenarnya Tupo itu tetap ada, betul khan? Hanya beda cara pengaplikasiannya, dimana anda tetap harus Tupo namun dgn cara langsung dipotong dari bonus yg anda peroleh ( Auto Maintain = TUPO ).
He..he..saya rasa jelas berbeda. TUPO = belanja wajib yang menjadi syarat mutlak memperoleh komisi. Sedangkan AUTO MAINTAIN = cara belanja otomatis tanpa harus membeli sendiri (bonus produk) dan bila terpenuhi akumulasinya akan memperoleh komisi lainnya. Karena tidak merasa membeli maka tidak akan menjadi beban, toh seandainya akumulasi tidak terpenuhi produk tidak akan hangus dan masih ada komisi langsung lainnya yang tidak berkaitan dengan AUTO MAINTAIN.
Mana yang lebih fair, Tupo dulu baru dibayar atau Dibayar dulu baru belanja?
#Sekarang anda bisa lihat Auto maintain anda apakah habis dalam sebulan, kalau tidak, berarti akan menjadi masalah dikemudian hari, karena akhirnya anda harus melempar juga produk tsb kepasar, atau anda biarkan membusuk dan perusahaan tetap mendapatkan untung karena produknya tetap terdistribusi.
Produk tentunya bisa dijual kembali jika mau memaksimalkan profit, atau dikonsumsi sendiri bersama keluarga sambil membantu orang lain yang tidak mampu membeli, atau seandainya tidak terjual pun member biasanya tidak merasa dirugikan. Karena mereka tidak merasa membeli sendiri dari kantong pribadinya. Beda dengan Tupo yang harus investasi lagi di produk dan memang mau tidak mau harus dijual supaya tidak rugi/tekor.
Kesimpulan dari saya jika tertarik di bisnis MLM carilah produk yang konsumable, habis pakai, dan eksklusif. Serta temukan Marketing Plan yang tidak memberatkan, hindari yang banyak syarat, terlalu banyak jenis bonus dan jenjang peringkat, serta pelajari apakah sistemnya bisa bertahan untuk jangka panjang atau tidak. Kemudian lihat profil perusahaannya, misi dan visi persahaan kedepan. Dan terakhir jangan lupa kepada siapa Anda bergabung. Faktor leader juga amat menentukan untuk pertumbuhan jaringan Anda dimana support systemnya harus berjalan dengan baik, efisien, dan efektif.
Salam Sukses.
liem said:
@Ja-Im
Mungkin diskusi kita masalah TUPO atau AUTO MAINTAIN tidak akan pernah ketemu ya bung Ja-Im, karena memang persepsi kita tidak sama dan itu kembali ke nyamanan masing-masing. Ada orang yg suka di push dgn target dan ada orang yg tidak suka diberi target, jadi perbedaan pandangan ini yg membuat masing-masing pelaku akan berbeda cara menjalankannya.
Kalau pandangan saya dengan target yg ada ( tupo ), maka omset akan terjaga lebih stabil, karena sudah diberi patokan yg jelas. Kalau orang merasa berat dgn target tupo semisal saya di SWW, dalam sebulan hanya ditargetkan 3 botol Chlorophyll dan tidak bisa mencapainya, saya anggap mereka memang bukan pebisnis, mereka hanya pemakai saja, ya kita maintain sebagai customer, kecuali mereka akhirnya mulai memahami sistem kerja MLM, kita hanya bisa mengingatkan mereka saja sampai mereka mau ikut berbisnis MLM.
Bisa anda bayangkan, pebisnis punya toko tetapi tokonya tidak pernah buka namun mengharapkan dapat income besar, ya ga adalah….
Kalau dikatakan TUPO hanya utk keuntungan Persh, saya kurang setuju karena sebetulnya sama saja, dengan omset yg naik dari group anda, pasti bonus anda juga naik khan…. dan pembagiannya sudah jelas dari Marketing Plan.
Kalau anda merasa dgn sistem tsb hanya menguntungkan Persh….. berarti sudah tidak ada kesepahaman, dan anda layak utk berpindah ke Persh. lain.
Itulah enaknya di bisnis MLM, anda bisa dengan mudahnya keluar bila sudah tidak cocok dgn Persh.
Lalu mengenai Produk, kalau kita mempromosikan produknya hanya menguntungkan Persh, saya juga kurang setuju. Karena kalau kita promosi ada 3 kemungkinan, tidak membeli, mau membeli, mau bergabung. Memang hal itu perlu dilakukan pelaku MLM. Bukan cukup mempresentasikan Marketing Plan saja. Ada juga teman saya yg mau bergabung karena pelatihan pelatihannya atau komunitasnya lho, jadi MLM bukan cuman menyediakan Produk dan Komisi saja.
Yang pasti Produk memang harus bagus, karena anggota memang pemakai produknya, pernah anda bayangkan gimana dibisnis MLM, anda bukan pemakai tetapi hanya mau incomenya saja, jadi cara presentasinya hanya cukup menjelaskan “Bergabunglah di MLM saya, bayar sekian dalam waktu sekian bulan anda jadi Milyader” apa bedanya dengan Money Game.
Kalau soal Produk saya berpikirnya simple saja, kalau produknya tidak bagus seperti produk kesehatan ( kita konsumsi sendiri), apalagi membahayakan keluarga kita, maka saya tidak akan mau mempromosikannya, dan bisa dibayangkan apa yg terjadi kalau member tidak promosi karena produknya bermasalah?
Pasti Persh juga tidak berkembang, karena member adalah kepanjangan tangan mereka utk mendistribusikan produknya.
Persh akan gulung tikar juga akhirnya.
Jadi sebuah persh MLM juga punya kendala yg cukup berat, Produk tidak bagus, Marketing Plan tidak menarik, Financial Persh pas-pasan, shg tidak ada inovasi produk, bisa mempengaruhi kestabilan Persh tsb.
Anda bisa lihat banyak Persh MLM yg dulu kelihatan Jaya, sekarang ya hampir tidak kedengaran lagi, masih hidup sih….. tapi seadanya saja, karena sudah tidak bisa mengikuti perkembangan MLM yg makin kreatif.
Salah satu contoh saja dari MP, yg dulu masih berjaya dgn sistem matahari,5 kaki,3kaki dst. Era sekarang ini MLM baru sudah mulai banyak memakai 2 kaki saja, karena memang hal ini jauh lebih menguntungkan dalam memanage jaringan.
Jadi memilih MLM harus melhat banyak faktor, tetapi juga jangan terlalu banyak memilih yg akhirnya malahan tidak memilih dan tidak melakukan apa2.
Bergabung di MLM yg salah bukan sesuatu yg fatal kok, tetapi dgn mengalaminya kita jadi tahu dan bisa memperbaiki utk menjadi lebih baik.
MLM adalah Peluang Bisnis yang bisa kita atur sendiri, kapan masuk dan kapan keluar, disinilah tempat kita diberi kebebasan memilih.
Salam Sukses.
Ja-Im said:
@ Liem
Ok bung Liem, bagi saya permasalahan Tupo bukan cuma soal mampu mengejar target atau tidak. Yang menjadi fokus pemikiran saya adalah TUPO SEBAGAI SYARAT KEPEMILIKAN BONUS. Ini SANGAT TIDAK FAIR, karena setiap member yang sudah menciptakan omzet dari group yang dibinanya (ingat loh, promosi, merekrut dan membina jaringan itu butuh cost yang tidak sedikit!) jika mereka tidak melakukan TUPO maka bonus menjadi RESET/NOL!
Yang perlu kita sadari adalah perusahaan langsung mendapatkan keuntungan dari produk yang dibeli oleh member, tidak peduli produk cuma buat dikonsumsi atau dijual, atau dubuang sekalipun! Buat perusahaan pada saat member membeli itu akan menjadi omzet perusahaan. Profit member berasal dari mana? Ya dari pertumbuhan omzet group yang dibinanya (Please, jangan katakan dari jualan-jualan produk. IMHO Itu cuma bahasa MLM buat pemula dan yang gak ngerti MLM). Kalau ngga mana mungkin bisa mendapatkan ratusan juta rupiah/bln dan reward, ya kan?
Masalahnya, setelah tercipta omzet dari pertumbuhan jaringan member belum akan mendapatkan HAKnya. Kenapa? Karena ada syarat-sayarat yang SENGAJA diciptakan oleh perusahaan supaya member yang berhasil menciptakan omzet tidak serta merta mendapatkan bonus!
Anda mungkin belum pernah menyaksikan bagaimana seorang member rela menjual rumahnya demi mendapatkan reward mobil mewah! Itu contoh real ditengah-tengah masyarakat kita yang tidak bisa dibantah. Kenapa bisa seperti itu? Sekali lagi jangan katakan karena orang itu bodoh, tidak mampu membina jaringannya dstnya… Marketing Plan dan syarat (termasuk Tupo) yang menjadi penyebabnya.
Karena itu saya selalu menyinggung soal Tupo dan syarat-syarat yang menyertainya. Kasihan rakyat kita, sudah sulit, diberikan harapan kosong, janji dan iming-iming, kenyataannya hanya segelintir orang yang bisa menikmati dan perusahaan yang semakin kaya saja! Sayangnya lagi, kekayaan perusahaan itu bukan milik Anda. Namun saya tidak pungkiri jika keuangan perusahaan stabil dan bagus maka member nyaman berada disana. Tapi buat apa perusahaan semakin kaya, tetapi membernya banyak yang kesulitan dan jatuh miskin!
#Lalu mengenai Produk, kalau kita mempromosikan produknya hanya menguntungkan Persh, saya juga kurang setuju. Karena kalau kita promosi ada 3 kemungkinan, tidak membeli, mau membeli, mau bergabung.
Saya paham itu. Itu standar kerja MLM Tetapi yang saya maksud dalam sebuah sistem MLM, BOHONG besar jika hanya produk yang berbicara. Sistem dan Marketing Plan juga sangat menentukan probabilitas keberhasilan MLM yang sedang Anda jalankan. Produk memang harus memiliki kualitas yang bagus, konsumable, dan eksklusif. Itu sudah saya singgung di postingan saya sebelumnya.
#Ada juga teman saya yg mau bergabung karena pelatihan pelatihannya atau komunitasnya lho, jadi MLM bukan cuman menyediakan Produk dan Komisi saja.
Wah-wah.. saya rasa ini cuma buang waktu percuma. Kalau cuma suka pelatihannya lebih baik jangan di MLM. Di luar MLM banyak seminar-seminar dan training motivasional yang bagus-bagus. Dan mencari komunitas juga tidak harus dari MLM. Ini saya rasa benar-benar membuang waktu dan karena ketidak pahaman soal MLM saja.
#Bergabung di MLM yg salah bukan sesuatu yg fatal kok, tetapi dgn mengalaminya kita jadi tahu dan bisa memperbaiki utk menjadi lebih baik.
Bukan sesuatu yang fatal? Hmmm…Ada member yang numpuk produknya di gudang dan tidak mampu menjualnya. Ada member yang menjual gelang emas ibunya demi Tupo dan ternyata groupnya tidak bisa berkembang dan syaratnya tidak terpenuhi. Ada seorang DIAMOND yang mobil BMWnya terpaksa dijual kembali, dan Rumah yang katanya hasil REWARD dari perusahaan kini dipampang “Akan Dijual” karena tidak mampu membayar cicilannya!
Sekali lagi….Sistem lah yang pada akhirnya amat berpengaruh dalam perkembangan bisnis Anda kedepan.
#MLM adalah Peluang Bisnis yang bisa kita atur sendiri, kapan masuk dan kapan keluar, disinilah tempat kita diberi kebebasan memilih.
Wah kalau seperti ini easy come easy go. Mana tanggung jawab dan komitmen terhadap jaringan yang kita bangun? Hari ini menawarkan A, besok-besok datang lagi menawarkan B, bulan depan menjadi C. Maaf, buat saya itu lebih mirip oprtunis dibanding seorang Network Builder.
Selamatkan Negeri ini dari pembodohan dan iming-iming yang berlebihan tanpa penjelasan yang benar.
Sukses buat Anda yang bukan hanya berpikir untung, melainkan darimana keuntungan itu berasal.
Ja-Im said:
@ Liem
Ok bung Liem, bagi saya permasalahan Tupo bukan cuma soal mampu mengejar target atau tidak. Yang menjadi fokus pemikiran saya adalah TUPO SEBAGAI SYARAT KEPEMILIKAN BONUS. Ini SANGAT TIDAK FAIR, (ingat loh, promosi, merekrut dan membina jaringan itu butuh cost yang tidak sedikit!)
Yang perlu kita sadari adalah perusahaan langsung mendapatkan keuntungan dari produk yang dibeli oleh member, tidak peduli produk cuma buat dikonsumsi atau dijual, atau dubuang sekalipun! Buat perusahaan pada saat member membeli itu akan menjadi omzet perusahaan. Profit member berasal dari mana? Ya dari pertumbuhan omzet group yang dibinanya (Please, jangan katakan dari jualan-jualan produk. IMHO Itu cuma bahasa MLM buat pemula dan yang gak ngerti MLM). Kalau ngga mana mungkin bisa mendapatkan ratusan juta rupiah/bln dan reward, ya kan?
Masalahnya, setelah tercipta omzet dari pertumbuhan jaringan member belum akan mendapatkan HAKnya. Kenapa? Karena ada syarat-sayarat yang SENGAJA diciptakan oleh perusahaan supaya member yang berhasil menciptakan omzet tidak serta merta mendapatkan bonus!
Anda mungkin belum pernah menyaksikan bagaimana seorang member rela menjual rumahnya demi mendapatkan reward mobil mewah! Itu contoh real ditengah-tengah masyarakat kita yang tidak bisa dibantah. Kenapa bisa seperti itu? Sekali lagi jangan katakan karena orang itu bodoh, tidak mampu membina jaringannya dstnya… Marketing Plan dan syarat (termasuk Tupo) yang menjadi penyebabnya.
Karena itu saya selalu menyinggung soal Tupo dan syarat-syarat yang menyertainya. Kasihan rakyat kita, sudah sulit, diberikan harapan kosong, janji dan iming-iming, kenyataannya hanya segelintir orang yang bisa menikmati dan perusahaan yang semakin kaya saja! Sayangnya lagi, kekayaan perusahaan itu bukan milik Anda. Namun saya tidak pungkiri jika keuangan perusahaan stabil dan bagus maka member nyaman berada disana. Tapi buat apa perusahaan semakin kaya, tetapi membernya banyak yang kesulitan dan jatuh miskin!
#Lalu mengenai Produk, kalau kita mempromosikan produknya hanya menguntungkan Persh, saya juga kurang setuju. Karena kalau kita promosi ada 3 kemungkinan, tidak membeli, mau membeli, mau bergabung.
Saya paham itu. Itu standar kerja MLM Tetapi yang saya maksud dalam sebuah sistem MLM, BOHONG besar jika hanya produk yang berbicara. Sistem dan Marketing Plan juga sangat menentukan probabilitas keberhasilan MLM yang sedang Anda jalankan. Produk memang harus memiliki kualitas yang bagus, konsumable, dan eksklusif. Itu sudah saya singgung di postingan saya sebelumnya.
#Ada juga teman saya yg mau bergabung karena pelatihan pelatihannya atau komunitasnya lho, jadi MLM bukan cuman menyediakan Produk dan Komisi saja.
Wah-wah.. saya rasa ini cuma buang waktu percuma. Kalau cuma suka pelatihannya lebih baik jangan di MLM. Di luar MLM banyak seminar-seminar dan training motivasional yang bagus-bagus. Dan mencari komunitas juga tidak harus dari MLM. Ini saya rasa benar-benar membuang waktu dan karena ketidak pahaman soal MLM saja.
#Bergabung di MLM yg salah bukan sesuatu yg fatal kok, tetapi dgn mengalaminya kita jadi tahu dan bisa memperbaiki utk menjadi lebih baik.
Bukan sesuatu yang fatal? Hmmm…Ada member yang numpuk produknya di gudang dan tidak mampu menjualnya. Ada member yang menjual gelang emas ibunya demi Tupo dan ternyata groupnya tidak bisa berkembang dan syaratnya tidak terpenuhi. Ada seorang DIAMOND yang mobil BMWnya terpaksa dijual kembali, dan Rumah yang katanya hasil REWARD dari perusahaan kini dipampang “Akan Dijual” karena tidak mampu membayar cicilannya!
Sekali lagi….Sistem lah yang pada akhirnya amat berpengaruh dalam perkembangan bisnis Anda kedepan.
#MLM adalah Peluang Bisnis yang bisa kita atur sendiri, kapan masuk dan kapan keluar, disinilah tempat kita diberi kebebasan memilih.
Wah kalau seperti ini easy come easy go. Mana tanggung jawab dan komitmen terhadap jaringan yang kita bangun? Hari ini menawarkan A, besok-besok datang lagi menawarkan B, bulan depan menjadi C. Maaf, buat saya itu lebih mirip oprtunis dibanding seorang Network Builder.
Selamatkan Negeri ini dari pembodohan dan iming-iming yang berlebihan tanpa penjelasan yang benar.
Sukses buat Anda yang bukan hanya berpikir untung, melainkan darimana keuntungan itu berasal.
liem said:
@ Ja-Im
Bung Ja-Im, saya tidak mempermasalahkan antara Tupo atau Auto Maintain.
Kalau ada syarat Tupo, boleh saja kok tetapi seperti yg sdh sy tulis sebelumnya dimana syarat tupo tidak melebihi dari kebutuhan bulanan, atau kalau mau auto maintain ( istilah anda gratis produk ) juga tidak melebihi kebutuhan bulanan.
Auto Maintain tidak saya anggap gratis lho, tetapi bonus kita yang langsung dipotong oleh Persh dan juga merupakan keuntungan Persh karena produknya sudah terdistribusi.
Saya juga tidak setuju jika istilah tupo dikamuflase oleh persh sehingga berkesan tidak ada tupo.Padahal bagi perusahaan sama saja, produk mereka sudah terdistribusi kok.
Jadi bagi saya kalau nilai tupo memang memadai utk kebutuhan bulanan kita ya masih saya nilai FAIR.
Fungsi Tupo sendiri salah satunya adalah menghindari orang masuk MLM dan bisa mendapatkan Bonus karena keberuntungan,karena wajar jika tidak bekerja anda tidak menerima Bonus, Setuju!
Saya jelaskan soal ini, setelah anda bergabung dibisnis ini dan anda tidak aktif melakukan apapun, baik belanja produk maupun sponsoring.
Namun anda mendapatkan spill over, karena sistim MLM sangat memungkinkan seperti ini. dan kebetulan DL tsb sangat kualified sehingga omsetnya besar tanpa si Upline langsung tahu ( kenalpun tidak ). Kalau tidak ada syarat Tupo, berarti upline tsb berhak mendapatkan Bonus, betul begitu? Apakah sistem ini menjadi FAIR????
Jadi dalam memilih MLM pun perlu mempelajari persyaratan ini. Sistem Tupo atau Auto maintain masing-masing punya kelebihan, tergantung anda lebih suka yg mana.
Masalah Produk, saya tidak mengatakan cukup dgn produk yg bagus saja kok yg bisa menjamin MLM tsb bisa tetap eksis.
Tetap harus mempelajari MP, karena disitulah perhitungan utk pembagian komisi.
Jadi saya setuju dgn anda.
Bisnis MLM maupun Konventional saya kira sama saja, kalau di koventional mungkin Promosi atau Iklan yg sangat berpengaruh terciptanya omset, kalau MLM, MP menjadi pertimbangan seseorang mau menekuni Bisnis ini.
Jadi di MLM banyak faktor yg merupakan satu kesatuan, dari Persh,Produk,MP,SS dll
yg menjadi pertimbangan.
Tetapi seperti yg saya jelaskan, kalau kita memilih semua yg terbaik rasanya susah dan akhirnya tidak pernah memilih dan tidak melakukan apapun.
Soal orang mau bergabung dgn MLM karena pelatihan atau training, itu juga ada kok, memang prosentasinya sangat kecil, maksud saya disini bahwa di MLM ada hal positif selain berbisnis, seperti pengembangan kepribadian, motivasi dll. Memang diluar sana banyak, tetapi di MLM biayanya jauh lebih murah.
Anda bisa lihat, Orang yg bisa dikatakan gagal di MLM, namun mereka menjalankan bisnis konventional dan berkembang disana, salah satu faktor adalah kepribadian mereka sudah berbeda, jauh lebih baik. Mereka merasa gagal di MLM karena memang tidak cocok dgn jiwa mereka, jadi MLM memang bukan untuk semua orang.
Ada karakter tertentu yg memang mesti dimiliki mereka yg mau terjun di MLM.
Soal bergabung di MLM yg salah dan menurut anda fatal, bagi saya itu salah satu proses belajar. Tidak ada MLM yg bisa memenuhi keinginan kita sepenuhnya, jadi terkadang kita terlanjur masuk dan ternyata banyak kecurangan-kecurangan atau tipuan baik dari Persh maupun dari ajaran Leader, wajar kan kalau kita akhirnya pindah ke MLM lain.
Bukan maksud saya utk menjadi kutu loncat lho, yg saya maksud kutu loncat disini adalah mereka bergabung diawal sebuah Persh MLM baru yg kemudian oleh Persh diberikan fasilitas sehingga langsung namanya meroket dan menarik jaringannya sehingga dia seakan akan Sukses, begitu ada Persh MLM baru lagi mereka akan pindah lagi ke Persh baru tsb dan melakukan tindakan seperti itu lagi. Hal tsb akan merugikan DL yg memang belum tahu seluk beluk MLM.
Berbeda halnya jika kita tahu kecurangan Persh dan kita pindah MLM lain utk membawa anggotanya menjadi lebih baik di Kapal yg baru, karena bagaimanapun Persh MLM makin berkembang dan membuat MP yg jauh lebih menguntungkan anggotanya dibandingkan MLM yg lama, seperti posting saya sebelumnya, perubahan kaki dll.
Yang perlu diingat, anda di MLM bukan Pemilik Persh, anda hanya bagian dari SALES MARKETING, jadi kalau Persh berbuat yg tidak Fair, anda berhak utk Pindah dan MEMBANGUN BISNIS ANDA SENDIRI. Jadi DIRI ANDA SENDIRI yang menjadi KUNCI KESUKSESAN ANDA.
Saya juga berharap bahwa masyarakat makin memahami bisnis MLM ini dan tidak salah dalam memilih, karena memang Bisnis MLM ini banyak intrik2 yg cukup sulit dipahami sehingga tidak menutup kemungkinan kita salah memilih Kapal.
Salam Sukses
A said:
@liem
“Yang perlu diingat, anda di MLM bukan Pemilik Persh, anda hanya bagian dari SALES MARKETING, jadi kalau Persh berbuat yg tidak Fair, anda berhak utk Pindah dan MEMBANGUN BISNIS ANDA SENDIRI. Jadi DIRI ANDA SENDIRI yang menjadi KUNCI KESUKSESAN ANDA.”
Setuju 100% dengan kalimat diatas.
Hal itulah yg tidak disadari oleh anggota2 MLM yg masih baru bergabung atau belum lama menjalankan MLMnya.
Ja-Im said:
@Liem
“Yang perlu diingat, anda di MLM bukan Pemilik Persh, anda hanya bagian dari SALES MARKETING, jadi kalau Persh berbuat yg tidak Fair, anda berhak utk Pindah dan MEMBANGUN BISNIS ANDA SENDIRI. Jadi DIRI ANDA SENDIRI yang menjadi KUNCI KESUKSESAN ANDA.”
That’s absolutely right! I agree for that point.
Sepertinya masalah Tupo akan menjadi debat kusir yang tidak ada ujungnya. Saya juga sangat menyayangkan kenapa bung Liem belum bisa memahami apa yang saya maksudkan. Poin utama saya adalah “Tupo merupakan syarat kepemilikan bonus” sedangkan Automaintain adalah cara belanja ulang otomatis.Dalam sistem ini (automaintain) member tetap mendapatkan haknya -dibayar terlebih dahulu, baru dipotong. Kalau di MLM dengan sistem Tupo terjadi sebaliknya, Tupo (belanja) dulu baru dibayar. Betulkan? Ada sanggahan terhadap hal ini?
Automaintain memang cara perusahaan mendapatkan repeat order dari member hanya caranya menurut saya lebih “manusiawi”. Dan dalam sistem seperti ini member mendapatkan produk dari hasil omzet, bukan belanja sendiri dari dompet. Jika seandainya member belum mendapatkan omzet maka ia tidak akan diminta belanja.
Spill over itu adalah limpahan omzet. Tetapi tidak berarti orang yang mendapat limpahan otomatis bisa menikmati bonusnya. Seperti kita ketahui di binary harus minimal membangun 2 kaki aktif baru bisa mendapatkan komisi. Jadi seandainya member pasif itu melakukan Tupo (jika ada) pun ia tidak serta merta mendapatkan bonus.
Lantas bagaimana dengan Mega Match? Upline yang mensponsori membangun 1 kaki, downlinenya membina 4 kaki. Upline otomatis mendapatkan bonus 100% sama dengan bonus downlinenya yang bekerja lebih keras. Fairkah? CMIW
Memang di MLM pun kita bisa mendaptkan model pengembangan kepribadian, belajar teknis menjual dan membangun sebuah jaringan kerja pemasaran. Kalau cuma butuh pengembangan kepribadian ada yang lebih murah daripada di MLM. Misalnya join klub bisnis misalnya melalui internet atau membaca buku-buku positif. Ada banyak cara loh, selain menambah wawasan juga bisa bertambah banyak relasi dan pertemanan. Malahan ini lebih netral karena tidak ada “kepentingan” pihak manapun dan tanpa harus rutin Tutup Poin!
Karena itu dalam memilih MLM jangan cuma melihat bonusnya, iming-iming cepat kaya, tapi bagaimana prosesnya dan dari mana bonus itu berasal.
liem said:
@ A
Terima kasih atas komennya, saya hanya ingin masyarakat bisa mengerti cara kerja MLM dan tidak mengganggap bahwa MLM adalah bisnis tipu menipu.
MLM adalah Peluang Bisnis yg sangat prospektif asalkan dijalankan sesuai cara yg benar, memang banyak intrik bisnis yg mengatasnamakan MLM, tetapi sebenarnya bukan MLM.
Citra negatif inilah yg saya coba hilangkan dan mengajarkan DL saya bagaimana sebenarnya Bisnis MLM, banyak hal positif sebenarnya yg bisa kita dapatkan melalui bisnis ini dgn biaya yg sangat-sangat minim dan bisa mengasah jiwa enterpreunership sehingga bisa menciptakan lapangan kerja yg baru yg bisa membantu mengatasi pengangguran di Indonesia.
Salam Sukses buat anda.
liem said:
@ Ja-im
Bung Ja-im, saya mengerti maksud anda, dimana kalau auto maintain kita mendapat produk( membeli ) setelah kita mendapatkan hak dari omset yg terbentuk jadi sepertinya kita tanpa beban biaya awal, namun yg saya tidak setuju adalah Auto maintan melebihi dari kebutuhan bulanan kita, itu sudah saya lihat dari beberapa sistem MLM yg menerapkan Auto maintain, Jadi saya anggap ini malahan semacam kamuflase saja dari istilah Tupo yg menjadi momok bagi pemain MLM.
Saya sebagai pebisnis lebih merasa Fair ada sistem Tupo dimana disini tidak menyembunyikan sesuatu, yg jelas sebagai Sales Marketing adalah wajar bahwa utk mendapatkan hak kita kita diberikan suatu target omset pribadi.
Memang ini bisa menjadi debat kusir, tetapi ini juga sebagai pembelajaran bagi masyarakat, agar tidak terjebak juga dgn statement TIDAK ADA TUPO padahal dgn auto maintain, produk juga akan menumpuk di gudang karena melebihi dari kebutuhan.
Utk Spill over, memungkinkan juga kalau ada spill over ke kedua kaki, betul begitu? Jadi distributor yg tidak bekerja, ada kemungkinan dapat bonus donk…..walaupun tidak belanja apapun.
Nah dgn Tupo hal tsb bisa dicegah, jadi orang yg bekerja baru berhak mendapatkan bonus. Dan seperti yg sudah saya jelaskan juga, Tupo ini akan menjaga kestabilan omset group kita.
Jujur saja Orang kita cenderung tidak mau belanja kalau tidak dipaksa, walaupun mereka sadar bahwa kesehatan itu penting, tetapi kalau belum sakit mereka tidak mau membeli produk yg bisa mencegah sakit yg tidak diharapkan tsb. Sehingga Tupo dianggap sebagai beban.
Mengenai Mega Match, mungkin anda belum terlalu jelas bagaimana bonus ini diberikan. Mega Match adalah 100% Bonus Basic dari orang yg kita sponsori, jadi bukan tidak Fair, kalau sponsor bisa menerima ini. Bagaimanapun utk bisa join di Bisnis MLM harus ada sponsor, jadi Persh memberi Reward atas kerja sponsor ini. Ga gampang kan anda Sponsoring orang utk join di MLM?
Dan jangan salah juga, syarat Tupo menjadikan mereka memang harus serius menjalankan bisnis ini minimal sebagai pemakai produk, bukan karena KEBERUNTUNGAN semata.
Dan dgn Mega Match inilah anda bisa melewati Bonus dari Sponsor anda, karena mereka tidak berhak atas bonus ini, jika anda bekerja keras dan mengembangkan jaringan anda, maka Mega Match menjadi milik anda, bukan milik Sponsor anda.
Adil bukan?
Masalah kepribadian dan motivasi, memang bisa anda dapatkan di tempat lain, tetapi jangan salah, anda bisa sadar hal tsb karena lingkungan yg membentuk anda, nah di MLM ada tempat atau sistem yg mengajak orang utk pertemuan, sharing bisnis,motivasi,dll.
Jadi dgn lingkungan tsb kita bisa merubah kebiasaan kita.
Coba lihat, apa yg diajarkan mereka, kurangi nonton TV, mengatur waktu, membuat Goal, mengajarkan Sales,peduli dgn orang lain dll, banyak hal positif yg bisa didapatkan disana.
Jadi pergaulan itulah yg bisa merubah contoh Pemulung,Tukang sapu,Tukang soto,ataupun Manager bisa memperbaiki ekonominya.
Paradigma Sukses inilah yg banyak diajarkan kepada member MLM, dan di MLM inilah semua lapisan relatif bisa masuk.
Dan perlu diingat, utk bisa ikut Training dll, tidak ada syarat Tupo lho, yg pasti sudah join di MLM tsb, dan tidak semua MLM mewajibkan setiap pertemuan harus bayar kok, banyak MLM yg gratis, Saya malah seringkali Konsultasi dgn Dokter dan Cek Kesehatan dan FREE. Kalau saya harus periksa ke RS, sudah mesti bayar berapa?
Saya tahu anda juga berniat baik mengajarkan masyarakat utk berbisnis dgn jujur dan penuh etika, mari kita sama sama berjuang utk memperbaiki kinerja yg buruk yg banyak dilakukan oleh mereka yg hanya memikirkan uang dan uang saja.
Uang memang sangat diperlukan, tetapi jangan sampai kita diperbudak oleh uang.
Salam Sukses utk anda.
Ja-Im said:
@liem
Saya rasa bung Liem belum paham soal ini. Automaintain itu jumlahnya juga dibatasi dan nilainya tidak akan pernah lebih besar dari komisi yang member terima. Dan mengenai kebutuhan produk setiap orang bersifat relatif. Tidak bisa dikatakan ini terlalu banyak atau terlalu sedikit. Yang jelas pangkal masalah ini tidak “berbelok”, bahwa dalam sistem automaintain Anda tetap mendapatkan hak Anda dari omzet tanpa Anda harus belanja ulang manual. Semua jerih payah Anda membangun jaringan akan dibayar langsung tanpa ada syarat. Kita harus sadar, bahwa tanpa dibebani targetpun omzet yang kita bangun akan naik ke perusahaan dan perusahaan wajib membayarnya. Yang perusahaan ketahui adalah seberapa besar omzet yang Anda ciptakan melalui group Anda, bukan target penjualan Tupo Anda, betul kan? Justru istilah Tupo itulah yang merupakan JEBAKAN seolah-olah adalah target penjualan Anda. Padahal tanpa Anda menjual produk Anda pun perusahaan sudah menikmati hasil dari omzet group yang Anda bangun.
#Memang ini bisa menjadi debat kusir, tetapi ini juga sebagai pembelajaran bagi masyarakat, agar tidak terjebak juga dgn statement TIDAK ADA TUPO padahal dgn auto maintain, produk juga akan menumpuk di gudang karena melebihi dari kebutuhan.
Yang jelas bung Liem, didalam sistem Automaintain kita dibayar terlebih dahulu dan bisa langsung menikmati omzet yang kita bangun. Kalau disistem Tupo omzet Anda tidak serta merta bisa dinikmati karena masih harus ada syarat yang berlaku. Coba Anda bayangkan seperti ini, seandainya (bukan saya mendoakan loh..) Anda sakit parah hingga Anda harus dirawat di RS. Sehingga Anda lalai Tupo maka apa yang terjadi? Padahal dari hasil kerja Anda selama ini omzet terus mengalir. Masak sih Anda akan meminta dan berpesan kepada keluarga Anda untuk “Tolong belanjakan produk ini ya sejumlah….” dan walhasil saat -maaf- Anda meninggal misalnya, Anda akan mewariskan Tupo ini kepada keluarga Anda. Samapai kapan Anda bisa bertahan Tupo apalagi ketika Anda ketahui Omzet group Anda terus menyusut.
Didalam sistem Automaintain hal ini tidak akan pernah terjadi! Karena Anda dibayar secara otomatis -berapapun itu besar atau kecil, Anda pasti bisa menikmati bonus Anda.
#Utk Spill over, memungkinkan juga kalau ada spill over ke kedua kaki, betul begitu? Jadi distributor yg tidak bekerja, ada kemungkinan dapat bonus donk…..walaupun tidak belanja apapun.
Kalau ini yang Anda lakukan berarti Anda BEKERJA KERAS bukan BEKERJA CERDAS. Lagipula di sistem manapun, jika Anda lakukan ini maka kerugian buat Anda. Downline yang punya mental ingin menikmati bonus tanpa usaha tidak akan bertahan di bisnis MLM. Pertanyaan saya, dari satu orang yang Anda sponsori saat mereka melakukan Tupo berapa Anda dibayar? Mohon penjelasannya.
#Jujur saja Orang kita cenderung tidak mau belanja kalau tidak dipaksa…
Ini pendapat Anda, bukan dari saya. Saya tidak pernah beranggapan seperti ini dan ini seperti “pemaksaan”. Karena itu saya hindari. Dan kalaupun pendapat Anda benar, berarti Automaintainlah jawabannya! 🙂
#Dan jangan salah juga, syarat Tupo menjadikan mereka memang harus serius menjalankan bisnis ini minimal sebagai pemakai produk, bukan karena KEBERUNTUNGAN semata.
Serius apa? Serius Tupo walaupun mereka diawal belum punya bonus dan dipaksa belanja? Kalau saya diminta untuk memilih belanja manual dan bukan sebagai pembangun bisnisnya saya akan sangat keberatan memenuhi paksaan ini.
#Dan dgn Mega Match inilah anda bisa melewati Bonus dari Sponsor anda, karena mereka tidak berhak atas bonus ini, jika anda bekerja keras dan mengembangkan jaringan anda, maka Mega Match menjadi milik anda, bukan milik Sponsor anda.
Adil bukan?
Bukannya Basic Bonus Anda akan 100% sama dengan bonus upline Anda? Misalnya Upline Anda mensponsori 1 orang saja yaitu Anda, kemudian Anda mendapatkan basic bonus 1jt otomatis upline Anda akan mendapat 1jt jg kan? Seandainya upline Anda pasif, tidak mau membantu Anda maka ia akan tetap mendapatkan basic bonus Anda karena cukup “Tupo” saja. Sistem seperti ini cenderung akan membuat Upline “mengkaryakan” downlinenya. Sementara Anda terus melebar dan membangun kedalaman Upline Anda akan tersenyum karena toh basic bonusnya dari Anda akan bisa dinikmati. Memang sistem inilah “pancingnya” dan siapa yang terpancing?
#Coba lihat, apa yg diajarkan mereka, kurangi nonton TV, mengatur waktu, membuat Goal, mengajarkan Sales,peduli dgn orang lain dll, banyak hal positif yg bisa didapatkan disana.
Jadi pergaulan itulah yg bisa merubah contoh Pemulung,Tukang sapu,Tukang soto,ataupun Manager bisa memperbaiki ekonominya.
No comment for this. Tetapi sekali lagi ini hanya “Wishful Thinkining” diluaranpun hal ini bisa dilakukan tanpa harus ikut-ikutan ber-MLM ria, apalagi pake tiket dan wajib Tutup Poin.
Justru itu jika kita ingin membantu orang lain untuk berubah kearah yang lebih baik, mulailah dari diri kita sendiri. Dan juga dalam kendaraan yang tepat. Jangan-jangan apa yang kita tawarkan malah akan menjerumuskan orang lain kedalam kesulitan.
“MLM bukan jalan pintas untuk menjadikan Anda Kaya, melainkan sebuah sistem yang dirancang oleh perusahaan untuk mendistribusikan produk mereka. Karena itu harus jelas, berapa Anda dibayar, dan bagaimana Anda dibayar”
Salam sukses!
liem said:
@ Ja-Im
Bung Ja-im, saya tidak menolak sistem tupo dan auto maintain.
Masing-masing ada kekurangan dan kelebihan dan ini tidak akan pernah ada titik temu karena dari paradigma yg berbeda, jadi kalau anda suka dgn auto maintain dan saya suka dgn tupo hal ini tidak perlu di debat.
Baik Tupo maupun Automaintain asalkan kita tahu fungsinya masing-masing dan tidak memberatkan bagi member, ya tidak ada masalah. Tinggal anda cari org yg bekerjasama dgn anda dan sama cara pandangnya. OK.
#Kalau ini yang Anda lakukan berarti Anda BEKERJA KERAS bukan BEKERJA CERDAS. Lagipula di sistem manapun, jika Anda lakukan ini maka kerugian buat Anda. Downline yang punya mental ingin menikmati bonus tanpa usaha tidak akan bertahan di bisnis MLM. Pertanyaan saya, dari satu orang yang Anda sponsori saat mereka melakukan Tupo berapa Anda dibayar? Mohon penjelasannya.
Saya sudah jelaskan diatas bahwa ada kemungkinkan dimana spill over bisa terjadi di kedua kaki, entah ini dari anda atau dari Upline anda, baik karena ketidakpahaman member. Nah kalau terjadi seperti hal tsb, maka masih ada syarat lagi dimana Personal mesti belanja dgn istilah tupo. Apalagi sekarang banyak MLM memberlakukan keanggotaan seumur hidup, jadi asal masuk aja siapa tahu tiba-tiba dapat limpahan DL dan bisa punya bonus, begitukah? Tawaran yg menarik bukan?
Tentang pertanyaan anda, kalau Sponsor saya tupo, saya tidak mendapat apa-apa, terkecuali saya sudah mempunyai kaki yg lain maka saya akan dibagikan sebesar 10% sebagai omset kaki saya, baik tupo atau tidak saya berhak atas omset tsb.
Tetapi bila saya mampu mengajarkan dan membimbing mereka sehingga mereka menerima Bonus Basic, saya juga akan menerima bonus tsb 100%, perlu diingat hanya Bonus Basic lho, padahal masih ada bonus-bonus yg lain dan itu bukan hak saya.
Inilah yg saya katakan saya bisa melewati Bonus Upline saya dgn mudah asal saya lebih banyak sponsor dan membantu sponsor saya utk berhasil.
Cukup paham MP Mega Match? Kalau belum, silahkan japri saja di bisnisliem@gmail.com
Saya menjalankan Bisnis ini jg bukan melulu hanya karena uang, jadi saya belajar hidup sehat ( itu sebabnya saya pilih produk kesehatan ), saya belajar bisnis ( kasarnya dagang ), saya memberi kesempatan orang lain yg ingin punya income tambahan atau ingin hidup lebih sehat dgn produk yg berkualitas, dan membimbing mereka agar bisa hidup lebih baik dan berkualitas.
Saya setuju pernyataan anda
“MLM bukan jalan pintas untuk menjadikan Anda Kaya, melainkan sebuah sistem yang dirancang oleh perusahaan untuk mendistribusikan produk mereka.
Dan saya tambahkan, MLM tidak hanya menjadikan anda sebagai obyek distribusi saja, tetapi melibatkan anda utk mendapatkan income dgn mereferensikan orang lain yang mau memakai produk mereka.
Salam Sukses
Ja-Im said:
Ok bung Liem, rasanya kita tak akan pernah bisa ketemu dalam masalah ini karena berebeda sudut pandang. Saya melihat itu dari sudut kepentingan member hingga mereka bisa nyaman dan merasakan keadilan dalam sebuah sistem. Mereka yang belum paham apa itu Automaintain (cara belanja otomatis) dan apa itu Tutup Point (syarat kepemilikan bonus) akhirnya nanti bisa membedakan.
Bagi saya Satu Rupiahpun bila itu merupakan kewajiban Tupo tetaplah menjadi Syarat kepemilikan komisi. Dan saya disini hanya ingin menyampaikan perbedaan itu sehingga member dan calon member MLM bisa melihatnya dengan jernih. Jangan sampai hasil kerja keras mereka selama ini menjadi sia-sia karena ketidakpahaman tentang sistem yang berlaku di perusahaannya.
Adalah wajar jika sebuah perusahaan merancang sistem untuk mencapai keuntungan maksimal bagi mereka, tetapi jangan sampai hal itu digunakan alasan sehingga bisa menjadi pembenaran terhadap ketidakadilan.
Sekali lagi, kesuksesan bukan hanya soal uang, tetapi lebih penting dari mana uang itu berasal.
Salam Sukses!
pray said:
ada mlm yg marketing plannya bagus banget yaitu synergyworldwide tapi tuponya berat bagi yang baru gabung klo saya punya usul buka mlm baru marketing plannya sama kaya synergyworldwide tapi tuponya ringan yaitu minimal hanya membeli satu produk aja,si distributor bisa dapat bonus,saya rasa pasti cepat berkembang pesat mengalahkan yang sudah ada,sebab sesuai dengan daya beli masyarakat,coba deh bung bravo itung-itung bila satu produk aja yang di beli tapi sudah dapaet bonus 10% sama mega math 100% pasti luar biasa.klo ada g pasti gabung.
Liem said:
@pray
utk target tupo di Synergy anda tinggal pilih produk senilai 40CV, mau 1 produk saja, silahkan pilih Proargi9 dan anda sudah kualified utk autoship.
Jika anda masih keberatan dgn yg itu, perlu anda tanya ke diri anda sendiri, apakah anda memang seorang marketer atau hanya seorang user.
Kalau anda user, tanyakan lagi apakah anda mau mengeluarkan uang utk Investasi Kesehatan bagi diri anda ?
Kalau anda keberatan dgn semua itu, tanyakan kediri anda, apakah anda cocok berkecimpung didunia Bisnis?
Bisnis mesti berani BAYAR HARGA, bukan cukup duduk manis dan semua uang mengalir ke kantong anda. Kalau ada bisnis seperti itu, maka semua orang tidak perlu bersusah payah……yg namanya rampok aja mesti pakai perencanaan yg matang kok dan mau ambil resiko, apalagi Bisnis.
So belajarlah lebih banyak enterpreunership.
Salam Sukses.
LEE_JIN_TOMANG said:
ahahahahahhahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Mohon maap bagi semua member yg telah saya tipu.
Btw trima kasih telah membuat saya menjadi kaya krn kebodohan teman2 sekalian. bukti menunjukkan negara Indonesia n sekitarnya ternyata mudah sekali di pecah dan di adu domba. ckckck.. hanya karena uang yang tiap hari bisa di cetak BI dengan mesin cetak uang dengan biaya per lembar sama dengan biaya foto copy.
regards,
LEE JIN TOMANG
katon said:
Judul awal adalah binary tapi pembahasan lebih banyak ke tupo dan auto-ship …
@bravo9682
Artikel yang anda angkat bagus banget …. seiring perkembangan jaman dan tekonologi, marketing plan juga mengalami penyempurnaan. Sudah banyak perusahaan yang menggunakan platform marketing plan binary yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mengurangi kelemahan sistem binary murni yaitu keseimbangan.
@liem dan Ja-Im
Mari kita lihat TUPO dari sisi perusahaan karena yang menerapkan ini kan perusahaan, jadi tidak perlu membahas apakah seseorang harus punya jiwa bisnis, bayar harga dsb.
Setiap perusahaan menerapkan marketing plan sesuai dengan perhitungan, kebijakan dan strateginya. Bagi perusahaan yang memasukan unsur TUPO ke dalam perhitungan marketing plannya, maka TUPO adalah syarat untuk mendapatkan bonus jaringan. Perusahaan tidak peduli apakah produk hasil TUPO anda konsumsi sendiri atau anda lempar ke pasar, yang penting nomor anggota anda sudah melakukan TUPO.
Bicara TUPO adalah bicara dapurnya MLM. Komponen harga produk MLM adalah Harga dasar+biaya operasional+keuntungan perusahaan MLM+loading untuk bonus jaringan/member. Rata-rata loading untuk bonus member/jaringan adalah 40%-60%. Inilah salah satu alasan produk-produk MLM adalah produk exclusive. Mengapa kebanyakan perusahaan MLM mengusung produk supplemen? karena produk supplemen yang exclusive susah dicarikan bandingan harganya dengan produk generik yang dijual bebas di pasar, sehingga loading 40%-60% tidak akan kentara. Tidak ada salahnya kan investasi Rp.20.000,- per hari untuk kesehatan anda sendiri. Kalau ini mah soal bahasa marketing saja dan sah-sah adanya …..
Itulah mengapa teman-2 kita yang bergerak di MLM Pulsa menjadi sasaran tembak yang empuk bahwa mereka menjalankan praktek money game/piramida hanya karena kita dengan mudah bisa melihat harga dasar produk dan ‘aliran uang’ dari member ke perusahaan dan dari perusahaan ke member. Apakah mereka menjalankan money game? eemm.. money game tuh yang seperti apa ya?
Kembali ke soal TUPO, jika marketing plannya menetapkan TUPO sebagai syarat untuk mendapatkan bonus jaringan, maka hukumnya wajib. Itu kan kontrak hak dan kewajiban, jadi sah-sah saja. Kuncinya, carilah TUPO yang besaran rupiahnya nyaman dengan kantong kita dan bayangkan nyaman juga dengan kantong teman-teman kita. Jika besaran TUPO nyaman dikantong anda dan kantong kebanyakan orang, bisnis MLM anda akan berkembang secara win-win, antara member dan perusahaan.
TUPO di atas adalah TUPO belanja member. TUPO lainnya adalah TUPO rekrutmen. Biasanya diterapkan pada marketing plan dengan platform binary yang hanya mensyaratkan pembelian produk barang/jasa 1 kali saja. Biaya pendaftaran sudah termasuk pembelian produk barang/jasa. TUPO-nya dalam bentuk rekrutmen member baru dengan sistem misalnya 3 di kiri dan 3 di kanan baru bonusnya cair. Atau 1 di kiri dan 1 di kanan baru bonusnya cair.
Saat ini platform binary juga mengalami modifikasi sedemikian rupa sehingga mengurangi kelemahan-2 dari sistem binary murni yang harus seimbang kiri dan kanan saja. Misalnya walaupun salah satu kaki yang jalan masih tetap dapat bonus asalkan direct sponsor kita mendapatkan bonus binary-nya …dlsb.
SWW salah satunya, platformnya adalah binary yaitu keseimbangan namun ‘ diperhalus’ bukan dengan jumlah tracking centre tetapi dalam bentuk persentase belanja member dari kaki yang kecil. Modifikasinya adalah Mega-Match dengan syarat direct sponsor kita mendapatkan bonus utamanya (% dari kaki kecil mereka). Plus modifikasi lain, bonus leadership.
Jadi intinya, untuk dapat bonus jaringan, semua marketing plan yang beredar sampai hari ini mensyaratkan TUPO. Baik itu TUPO dalam bentuk belanja pribadi atau TUPO dalam bentuk rekrutmen.
Pilih mana? yang manapun yang penting nyaman di kantong anda dan kantong prospek anda ….
Happy networking
Liem said:
mantap bung Katon, boleh tahu bung di MLM apa?
Salam
boni said:
gooooooo………………………….synergy the best. ada yang berani balas.?a tinggu di i
boni said:
tomang ente pinter ya…….
dank denk said:
pa pingin skema croos over yang bagus
dank denk said:
gimana kira kiranya pa
adi annama tofani said:
nice artikel, ada sistem binary nih bonus harian
silahkan pelajari untuk bahan pertimbangan..
adi annama tofani said:
adieannama.wordpress.com
winata said:
minta pendapat dan pembabaran ttg bisnis investasi yg lagi marak akhir2 ini yg mengusung system binary dan matahari… trims bagi yg bersedia , dan salam kenal 🙂
dhiast said:
mas brooo…..ayoookkk kita lihat , pelajari, pahami dan renungiii,,,,,,
ketika kita bergabung menjadi anggota sebuah network marketing Binary yg produknya adalah teknology pulsa,,,,,,jangan dilihat pulsanya,tapi lihatlah teknology tersebut,,,,,teknology tersebut dipakai seumur hidup,bukankah itu bermanfat???
teknology itu juga sama dengan produk booozzz,,,,
jadi produk itu tidak selamanya bisa dipegang oleh tangan atau dilihat dengan mata telanjang bozzz….jadi jangan menjugje seenaknya sendiri,,,,tolong dipahami….
BRAVO,,,,
By : Dhiast DBS
Van Wilder Wijaya said:
mantap…ternyata org hebat semua….!!
mau tanya donk
apa pendapat anda mengenai marketing plan melia nature indonesia?
awam said:
saya juga lagi diprospek ama temen untuk gabung dengan melia nature indonesia. Mohon pendapatnya dari para pakar disini, apakah perusahaan ini mempunyai marketing plan dan produk yang bagus, serta bagaimana dengan track recordnya?
Aditya said:
Kok pada sepi… bapak2 yang pinter2 di komen donk pertanyaan nya saudara @van Wilder Wijaya, biar yang lain juga pada pamam.
cuss….
Ardy Popeye said:
GDC adalah jawaban dari kekurangan serta kelebihan bisnis terdahulu karena di GDC kita akan mendapatkan :
1. bagi hasil setiap bulan selama setahun tanpa merekrut member
2. mendapatkan produk gratis setiap bulan selama setahun
3, mendapatkan bonus aktif bagi member yang ingin menjalankan systemnya….
bagiamana GDC bisa melakukan itu semua silahkan kontak saya
085299666921