Tag

,

Pada akhir tahun 2005, dunia bisnis MLM termasuk juga APLI terkejut dengan tutupnya perusahaan MLM yang telah lama eksis sekitar 12 tahun yaitu Forever Young (PT. Foreverindo Insan Abadi). Walaupun sebelum Forever Young tutup, sudah ada satu perusahaan yang sudah chek out dari anggota APLI juga yaitu Sara Lee. Namun tutupnya Forever Young ini sungguh membuat dunia bisnis MLM kaget, apalagi oleh para kompetitor mengatakan bahwa Forever Young ini perusahaan yang kuat dan mapan dengan berhasil membuat begitu banyak leader yang telah mencapai posisi puncak yaitu posisi SND (Senior Network Distributor) sebanyak 20 orang lebih seperti Haris Wibowo, Harjanto, Dwi Malistyo, dan Sunarno contohnya. Padahal besarnya Passive Income yang didapat oleh para leader tersebut per tahunnya mencapai Rp.1 milyar – Rp. 1,5 milyar, mereka masuk ke dalam 100 Pemasar Terkaya berdasarkan versi dari majalah Warta Bisnis Edisi 18/1/15 Oktober 2003.

Sedangkan pada awal Februari tahun 2006, dunia bisnis MLM dikejutkan lagi dengan tutupnya perusahaan MLM yaitu PT Avon Indonesia yang telah beroperasi sejak tahun 1988. Padahal sejak saat itu Avon pun tidak sendirian dalam berkompetisi, ada perusahaan yang bergerak juga di bidang kecantikan yaitu Oriflame (PT. Orindo Alam Ayu), namun Avon lah yang akhirnya tutup jua.

Ada beberapa sebab yang menurut saya mengapa perusahaan Forever Young dan Avon tutup jika dilihat dari sisi bisnisnya. Nah yang pertama, kita bahas dari Forever Young dulu. Pertama, bisa dilihat dari segi produk Forever Young sejak dulu jarang menambah produk atau memberikan inovasi produk yang baru, sehingga kalah dengan produk dari kompetitor perusahaan MLM lain. Perusahaan MLM lain lebih inovatif dalam hal produk serta kualitasnya. Kedua, dari sisi marketing plan, terjadi perombakan sistem marketing plan pada tahun 2004. penjelasanya seperti ini :

Marketing Plan Forever Young Dulu :
– Untuk mencapai peringkat puncak yaitu SND dibutuhkan sebanyak 20 kaki NM (Network Manager).
Untuk mencapai peringkat yaitu ND dibutuhkan sebanyak 10 kaki NM (Network Manager).
Untuk mencapai peringkat puncak yaitu JND dibutuhkan sebanyak 5 kaki NM (Network Manager).
– Untuk memperoleh reward motor harus DP + angsur + syarat peringkat + syarat side volume sebesar Rp. 4,5 juta / 3,000 PV
– Break bonus ada
– Ada syarat Tutup point dan side volume meningkat sampai peringkat puncak

Marketing Plan Forever Young Baru :
– Untuk mencapai peringkat puncak yaitu SND dibutuhkan sebanyak 5 kaki NM (Network Manager).
Untuk mencapai peringkat yaitu ND dibutuhkan sebanyak 3 kaki NM (Network Manager).
Untuk mencapai peringkat puncak yaitu JND dibutuhkan sebanyak 2 kaki NM (Network Manager).
– Untuk memperoleh reward motor harus memenuhi syarat peringkat + cash.
– Break bonus tidak ada
– Ada syarat Tutup point yang stabil sebesar 120 point atau sekitar Rp.160,000. pada peringkat puncak SND tidak dikenakan syarat tutup poin. Sedangkan syarat side volume tidak ada sama sekali.

Ketiga, adanya perselisihan diantara para pendiri. Berikut profil para pendiri Forever Young :
– Mr. K.G. Lim (Managing Director) :
Motivator SDM dan Konsultan MLM se-Asia Pasific
– Mr. Gan Ah Seng (Executive Director)
Motivator SDM
– Mr. Andre Wongso (Executive Director)
Motivator no 1 Indonesia
Konsultan PBSI
Harvest
Trainer pada perusahaan Swasta dan BUMN

Keempat, terjadinya saturasi pasar alias kejenuhan pasar yang diakibatkan tidak adanya jenis inovasi produk baru, kompetisi dengan perusahaan MLM baru yang lebih menarik dari segi produk maupun marketing plan, dan mungkin pasar sudah jenuh dengan produk MLM yang rata-rata hampir sama atau mirip.

Bubarnya Forever Young telah membuktikan bahwa bisnis MLM bukanlah bisnis yang bisa dibawa mati seumur hidup hingga akhir hayat, kenyataanya pasarlah yang akan bertindak sebagai hakim. Akhirnya salah satu pendiri yaitu Bapak K.G Lim sekarang ini membawa perusahaan MLM yang lain ke Indonesia yaitu perusahaan ATM (Alliance Teamwork Marketing) dari Malaysia dan sudah terdaftar sebagai anggota APLI no. 50.

Kita bahas yang berikutnya yaitu perusahaan Avon. Perusahaan Avon bergerak dalam bidang produk kecantikan. Tutupnya Avon disebabkan oleh beberapa hal :
– Terlalu banyak buka cabang namun tenaga sales force atau distriburnya sedikit. Artinya tidak imbang antara jumlah cabang dengan tenaga distributornya. Hingga biaya operasional membengkak.
– Peningkatan beban sewa pabrik Avon di daerah Cilandak semenjak krisis ekonomi. Pembayaran sewa dengan kurs dollar loh.
– Sistem MLM yang dianut perusahaan AVON adalah Singel Level Marketing (SLM) artinya ada pembatasan level dan jumlah yang direkrut. Sehingga sistem SLM kurang diminati pasar ketimbang sistem MLM seperti perusahaan Oriflame dengan produk kecantikan juga.

Tidak peduli sudah berapa lama dan mapan sebuah perusahaan DS/MLM beroperasi, karena satu dan lain hal bisa saja perusahaan itu tutup. Bisa karena perusahaan terus-menerus merugi, bisa karena bangkrut akibat salah pengelolaan, atau masalah-masalah lainnya. Yang pasti, tidak ada jaminan bahwa jika hari ini situasi tampak baik-baik saja, maka itu berarti semuanya akan baik-baik saja dan seterusnya begitu. Persaingan antar perusahaan DS/MLm pasti tambah ketat, sementara tantangan-tantangan eksternal juga bertambah banyak mengingat semakin tidak menentunya kondisi ekonomi nasional saat ini.