Tag
bisnis MLM, entrepreneur, MLM ers, network marketing, seminar dan workshop, testimoni, testimonial palsu
Who Wants To Be Entrepreneur…? ya, siapa yang mau jadi seorang entrepreneur? Maraknya semangat ingin menjadi seorang entrepreneur di saat ini merupakan impian banyak orang. Kalau jaman dulu, impian orang adalah ingin bekerja ngikut orang, malah jaman sekarang ini orang berebut ingin menjadi seorang entrepreneur. Berbagai macam seminar mengenai cara-cara memulai menjadi seorang entrepreneur sudah begitu banyak diselenggarakan. Animo masyarakat untuk mengikuti seminar dan workshop entrepreneurship, begitu fantastis, sungguh menggembirakan.
Dalam berbagai seminar dan workshop, ada satu hal menjadi perhatian saya tentang dunia entrepreneurship ini, terutama entrepreneurship di bidang bisnis MLM. Sebagian peserta selalu memberikan asumsi bahwa seorang pebisnis MLM itu adalah seorang yang mudah membangun network, mencari uang, dan kekayaan lainnya. Entrepreneur MLM jenis ini merupakan sosok manusia yang bisa bebas menggunakan waktunya, tanpa khawatir kehabisan uangnya soalnya uangnya ngalir terus seperti kran air lupa ditutup. Kata mereka, inilah yang disebut dengan kebebasan waktu dan financial freedom.
Asumsi mereka sesungguhnya benar adanya, memang enak menjadi seorang entrepreneur MLM atau bisa juga disebut MLM-ers. Akan tetapi, dalam pembicaraan selanjutnya timbul kesan pada diri mereka, yang menganggap bahwa seorang MLM-ers bisa dengan mudah begitu saja memperoleh kesuksesan dalam menjalankan bisnisnya. Seorang Entrepreneur MLM bisa melajukan bisnisnya secara lancar tanpa hambatan berarti (ah masak sih!). Singkatnya, menjadi orang sukses secara INSTAN…langsung sukses! Dan, dengan cepat bisa meraih uang ratusan juta bahkan miliaran rupiah. Begitulah yang sering mereka sampaikan. Instan di sini maksudnya bisa meraih sukses dalam kurun waktu 2 -3 tahun atau mungkin semakin cepat semakin baik (seperti nagih utang aja!)
Saya berusaha mencoba memaklumi mereka tentang kesan menjadi entrepreneur instan ini dengan menjadi seorang MLM-ers, dengan menanyakan penyebab bisa memunculkan kesan instan tersebut. Mereka memberikan jawaban beragam berkaitan dengan proses instan seorang entrepreneur ini. Seperti yang saya rangkum di bawah ini :
– Di bisnis MLM ada sistemnya sehingga siapapun bisa sukses dengan cepat.
– Bisnis MLM tidak memiliki batas penghasilan dibanding bisnis yang lain
– Tidak butuh modal besar seperti membuka usaha konvensional lainnya.
– ada business school-nya ?(support sistem) yang membantu setiap member meraih sukses
Sebagian dari mereka (para MLM-ers) menerangkan pernah hadir di suatu acara seminar MLM dan ada testimonial atau kesaksian dari seorang MLM-ers, yang mengatakan bahwa dia memulai bisnisnya dari kondisi nol, alias modal dengkul, dan bisnisnya berjalan lancar dan menghasilkan uang yang begitu bsar hanya dalam kurun waktu 2-3 tahun saja. Ada juga kesaksian dari mantan tukang ojek, pejual buah, mahasiswa, dosen, tukang pijat, dokter, dan sebagainya dengan beragam latar belakang kondisi dan pekerjaannya ditambah lagi testimoni akibat mengkonsumsi produk supplement food. Bisa beragam bentuk testimoni yang bisa benar dan juga bisa mengada-ada saja.
Memang mungkin saja kesaksian tersebut benar adanya. Tetapi, saya ingatkan bahwa kesaksian tersebut saya yakin tidaklah mengungkap hal yang sebenarnya…. apa yang pernah dialaminya sewaktu menjalankan bisnis MLM pertama kalinya dan akibat dari mengkonsumsi produk dari kondisi sakit entah itu parah atau hanya sekedar masuk angin hingga menjadi kondisi yang sehat bugar. Selalu ada yang ditutupi oleh para pemberi testimonial tersebut.
Mereka cenderung memberikan testimonial yang tidak sebenarnya, yang bukan kondisi proses sesungguhnya yang pernah dialami. Mereka lebih memberikan kesaksian hasil akhir saja. Para pemberi testimonial sukses ini ingin dilihat sebagai orang yang benar-benar sukses, supaya memberikan kesan LUAR BIASA HEBAT ORANG INI… kepada peserta seminar maupun kepada para downline-downlinenya.
Tentu saja para peserta seminar MLM, akan takjub dan tepuk tangan dengan berbagai testimonial sukses itu, karena peserta jelas tidak tahu hal sebenarnya, bukan? Memang dikondisikan tidak perlu tahu kan! Dan saya juga sangat menyayangkan, para pembicara seminar maupun pihak-pihak terkait lainnya seperti seorang leader maupun trainer yang memberikan contoh testimonial sukses secara TIDAK LENGKAP dan PAS. Bagi saya, testimonial jenis ini disebut sebagai TESTIMONIAL PALSU. Lebih banyak menceritakan SURGA ketimbang NERAKA
TESTIMONIAL PALSU semacam itu sangat bisa menyesatkan para calon entrepreneur lainnya yang ingin terjun sebagai seorang MLM-ers. Bagaimana tidak? Testimonial palsu dari para MLM-ers, tidak pernah menceritakan latar belakangnya, apakah dia dulunya adalah seorang pemain MLM atau sering gonta ganti perusahaan MLM, apakah benar dia dari kalangan orang biasa yang belum kenal sedikitpun dengan dunia bisnis MLM, apakah benar dari kondisi miskin tak berdaya, apakah benar dia dulunya tukang ojek atau bosnya para ojek, dan sebagainya. Tidak pernah dikisahkan secara lengkap.
Hal-hal semacam itulah yang sangat saya sayangkan. Memang boleh saja bermaksud untuk memotivasi semangat para peserta seminar MLM agar setelah itu bisa menjadi seorang MLM-ers dan memiliki impian yang kuat yang ditunjang dengan selalu berpikir positif. Tetapi jika mereka selalu memberikan testimonial palsu seperti tadi, akan sangat menyesatkan pikiran dan kejiwaan orang lain, yang belum paham betul, apa dan bagaimana sebenarnya menjadi seorang MLM-ers.
Jangan sampai pemberian testimonial palsu ini dijadikan sebagai alat untuk mem-brainwash member-membernya hingga menjadi buta akan hal-hal yang terjadi sebenarnya. korban dari para testimonial palsu tersebut juga sering memberikan komentar di blog ini. kalau tidak percaya silahkan cek sendiri.
Menjadi seorang sukses dengan cara instan memang impian banyak orang dan saya yakin anda pun akan menyetujuinya. Namun, kembali lagi kepada diri anda sendiri apakah anda benar-benar memahami makna menjadi seorang entrepreneur sesungguhnya atau hanya memaknai seperti halnya membuat mie instan! 🙂