Tag
APLI, break bonus, fast track, hukum pareto, peringkat MLM, perusahaan MLM, rekruting, syarat kenaikan peringkat, WFSDA
Sistem Peringkat
Di setiap marketing plan perusahaan MLM memiliki jenjang peringkat yang berbeda-beda baik dari segi jumlah tahapan pencapaian peringkatnya maupun syarat pencapaian peringkat itu sendiri. Tahapan pencapaian peringkat demi peringkat memang dirancang untuk memberikan anda sebuah reward dan bonus oleh perusahaan karena upaya anda dalam mengembangkan sebuah jaringan bisnis MLM. Akan tetapi tahukah anda bahwa tahap demi tahap pencapaian sebuah peringkat terkadang menimbulkan sebuah perjuangan yang sangat berat, capek, dan bahkan jenuh? Itu memang sebuah konsekuensi yang harus anda ambil bukan?
Para pelaku MLM cenderung terjebak dengan yang namanya peringkat. Mereka terlalu mendewa-dewakan arti sebuah nama peringkat, layaknya memegang jabatan penting di sebuah perusahaan. Dan lagi cenderung keliru kalau peringkat tinggi bonus juga tinggi, dan itu belum tentu selamanya begitu. Seperti yang sudah saya jelaskan di atas mengenai rule of the game-nya, anda pasti tentunya akan paham maksud saya.
Syarat kenaikan peringkat yang terjadi di hampir semua marketing plan MLM adalah :
a. Membentuk omzet penjualan pribadi.
b. Minimal membangun jaringan sebanyak 1 – 2 kaki/ frontline dengan cara yang sama seperti yang anda lakukan.
c. Memiliki total omzet grup/TGS/GBV sesuai nominal tertentu yang telah disyaratkan.
d. Memiliki total omzet di kaki/grup yang lain selain 2 kaki/2 fronline utama yang disebut dengan side volume.
e. Melakukan kewajiban tutup point tiap bulannya sesuai dengan syarat dalam marketing plan.
Jika salah satu syarat di atas tidak dipenuhi maka jangan harap anda bisa naik peringkat. Yang lebih menakutkan para upline biasanya adalah terjadi break away/break bonus yaitu peringkat downline sama dengan peringkat upline/sponsor. Hal ini akan mengakibatkan :
a. Bonus yang diperoleh upline/sponsor menjadi nol (bonus menjadi turun drastis).
b. Downline yang dibantu perkembangan jaringannya hingga peringkatnya sama dengan upline/sponsor menjadi suatu ancaman bagi besar kecilnya bonus yang diterima
c. Jaringan besar = Biaya operasional besar.
Ada beberapa hal yang sering dilakukan para upline/sponsor jika mengalami break bonus/break away :
a. Tidak mau atau biasanya setengah hati dan malas membantu perkembangan jaringan dari downline yang cepat perkembangannya.
b. Membeli omzet grup yang perkembangannya lambat dengan harapan akan lolos dari syarat untuk meningkatkan peringkat maupun untuk menerima bonus.
c. Mensponsori kaki baru (frontline) alias melakukan pola jaringan melebar.